Sangkuli

Kej 11:1-9
Mzm 33:10-15
Mrk 8:34-9:1


Sangkuli

Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut Aku. - Mrk 8:34

Dalam arti tertentu kita tahu bahwa salib adalah lambang kemenangan Kristus atas kematian. Namun dari sisi lain, salib juga identik dengan kematian, yang lebih sering diidentikkan dengan kematian atas kedagingan kita. Oh ya, saya punya satu ungkap-an baru “sangkuli” yang merupakan kependekan dari “sangkal diri, pikul salib, dan ikut Aku”.
Setiap orang mempunyai pengalaman yang berbeda dalam proses sangkuli ini. Saya sering diproses dalam hal materi, karena di bagian ini saya memerlukan waktu yang sangat panjang untuk berserah diri kepada Tuhan saja. Oleh sebab itu pengalaman yang paling sering saya bagikan kepada orang lain adalah bagaimana Tuhan membebaskan saya dari kekuatiran akan masa depan.
Cita-cita saya adalah menjadi orang yang sukses dan kaya. Bertahun-tahun saya terobsesi dengan kesuksesan materi. Dengan memiliki materi, saya dapat melakukan apapun yang saya inginkan. Namun ternyata Tuhan punya rencana yang lebih indah dalam hidup saya.
Satu hal yang saya pelajari dalam hal penyangkalan diri adalah iman kepercayaan saya kepada Tuhan semakin bertumbuh dari waktu ke waktu. Dan keinginan daging saya semakin hari semakin berkurang, serta kerinduan saya untuk hidup dalam kekekalan semakin menebal sehingga mampu mengikis segala bentuk pengejaran hidup duniawi yang haya sesaat. (Sur)

Sudahkah saya menyangkal diri dan mengikut kehendak Tuhan
dalam hidup saya?

Mrk 8:34-9:1

34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: ''Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.
37 Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.''
1 Kata-Nya lagi kepada mereka: ''Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa.''

Believe it or not

Sir 1:1-10
Mzm 93:1-2,5
Mrk 9:14-29


Believe or not

Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya! - Mrk 9:23

Suatu kali seorang teman menceritakan tentang perma-salahan yang ia hadapi dalam pekerjaannya yang tak kunjung selesai. Karena itu dia sempat merasa kesal karena merasa sepertinya Tuhan tidak campur tangan membantu menye-lesaikan masalahnya. Sebenarnya ketika saya mendengar ceritanya, saya sendiri ragu kalau masalahnya bisa terse-lesaikan. Tapi sekalipun ragu, kami tetap membawa perma-salahan ini kepada Tuhan. Karena hanya di dalam Dia ada jalan keluar.
Saat mengikuti retret, seorang pembicara mengatakan: ”Tuhan tidak pernah terlalu cepat dan tidak pernah terlambat untuk menjawab doa kita. Percayalah, Dia menjawab doa kita tepat pada waktunya.” Saya merasa diingatkan kembali untuk berdoa bagi teman saya itu. Dan puji Tuhan! Dia sungguh menjawab doa kami tepat pada waktunya.
Beriman adalah percaya kepada Tuhan sekalipun kita belum melihat. Dan sikap inilah yang perlu kita tumbuhkan agar kita tetap percaya. (Art)


Sudahkah saya percaya sepenuhnya pada kuasa Tuhan?

Mrk 9:14-29

14 Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka.
15 Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia.
16 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ''Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?''
17 Kata seorang dari orang banyak itu: ''Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia.
18 Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.''
19 Maka kata Yesus kepada mereka: ''Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!''
20 Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa.
21 Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: ''Sudah berapa lama ia mengalami ini?'' Jawabnya: ''Sejak masa kecilnya.
22 Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.''
23 Jawab Yesus: ''Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!''
24 Segera ayah anak itu berteriak: ''Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!''
25 Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: ''Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!''
26 Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: ''Ia sudah mati.''
27 Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri.
28 Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: ''Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?''
29 Jawab-Nya kepada mereka: ''Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.''

Gembala tak berdomba

1Ptr 5:1-4
Mzm 23:1-6
Mat 16:13-19


Gembala tak berdomba
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu. - 1Ptr 5:2a

Perintah Tuhan hari ini cukup membingungkan bagi saya. Tuhan meminta kita untuk menggembalakan, tapi apa yang harus saya gembalakan? Saya bukanlah anggota dewan pa-roki atau koordinator dari sebuah PD ataupun komunitas. Saya merasa tidak ada yang perlu digembalakan.
Saya berpikir keras apa maksud Tuhan. Sampai satu titik tiba-tiba saya ingat seorang pernah datang kepada saya dan meminta agar saya bersedia menjadi mentor rohaninya. Dan sayapun bersedia. Belum lama berselang, seorang anak muda datang dan berbisik, “Kak, maukah menjadi pembimbing pelayanan saya?” Dan sekali lagi saya menganggukkan ke-pala. Namun apa yang sudah saya lakukan kepada mereka? Tidak ada!
Saya gagal menjadi seorang gembala yang baik bagi mereka yang membutuhkan bimbingan dan pendampingan. Saya merasa bangga menjadi mentor dan pembimbing namun saya tidak tahu harus melakukan apa. “Ya Tuhan, ternyata saya memiliki domba...” Selama ini saya tidak menyadarinya. Sejak itu saya mulai belajar untuk berdoa bagi mereka, menanyakan kabar, dan memberikan perhatian.
Dan saat saya menulis renungan ini Tuhan menyadarkan kembali bahwa ternyata, anak-anak dan istri saya pun butuh di’gembalakan’. (Al)


Adakah domba yang Tuhan minta saya gembalakan?
Doakan mereka satu per satu.

Mat 16:13-19
13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: ''Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?''
14 Jawab mereka: ''Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.''
15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ''Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?''
16 Maka jawab Simon Petrus: ''Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!''
17 Kata Yesus kepadanya: ''Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
18 Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.''

Siapa Yesus

Kej 9:1-13
Mzm 102:16-21,29,22-23
Mrk 8:27-33


Siapa Yesus? (menurut saya)

Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? - Mrk 8:29

Saya pernah mengalami fase dimana selama bertahun-tahun saya menjadi Katolik tanpa pernah mengenal Yesus secara pribadi. Di kala itu saya termasuk rajin ”nongol” di gereja, bahkan terkadang hingga lebih dari dua kali saya ikut misa berhubung kurangnya organis. Saya juga membeli banyak buku apologetika untuk mempersiapkan diri ketika berargumen dengan teman dari gereja lain. Namun ketika masalah menerpa, saya kebingungan. Goyah dan bimbang. Jangan-jangan yang saya ikuti dan perjuangkan selama ini salah. Di mana Tuhan saat saya dalam situasi yang sulit ini?
Jawabannya saya temukan pada diri orang-orang yang memiliki karya dan kerendahan hati yang luar biasa, seperti Paus Yohanes Paulus II, Mother Teresa. Tidak hanya mere-ka, tapi juga dalam diri teman kos saya, seorang pastor kerabat saya. Melalui mereka, saya bisa merasakan keha-diran Tuhan secara nyata. Saya mulai memahami siapa Dia. Meneladan bagaimana mereka bersikap dalam tekanan keadaan sesulit apapun. Dan secara pribadi, Tuhan men-jamah hati saya.
Sekarang saya bisa menuliskan jawaban dari pertanyaan di atas. Bagaimana dengan Anda? (Lie)

Siapakah Yesus menurut saya?

Mrk 8:27-33

27 Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: ''Kata orang, siapakah Aku ini?''
28 Jawab mereka: ''Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.''
29 Ia bertanya kepada mereka: ''Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?'' Maka jawab Petrus: ''Engkau adalah Mesias!''
30 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia.
31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.
33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: ''Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.''

Serba Instan

Kej 8:6-13,20-22
Mzm 116:12-15,18-19
Mrk 8:22-26


Serba Instan

Yesus meletakkan lagi tanganNya pada mata orang itu. - Mrk 8:25

Kita hidup di dunia yang serba cepat dan instan. Ada mie instan, kopi instan, bubur instan, foto instan, dan masih ba-nyak segala macam yang instan. Makin cepat makin baik.
Dulu orang perlu menunggu berbulan-bulan sebelum bisa membaca surat dari seorang sahabat di benua lain. Sekarang, lewat email, surat bisa dibaca beberapa detil setelah dikirim. Mungkin karena terbiasa serba instan, kita pun jadi berharp segala sesuatu dalam hidup kita bisa dibuat ins-tan.
Gaya hidup instan membuat kita tidak menghargai proses. Kita ingin mencapai hasil tanpa melalui prosesnya. Ingin memiliki Surat Ijin Mengemudi tanpa perlu susah-susah melalui ujian, tinggal minta bantuan calo. Jadilah SIM instan. ingin jadi sarjana tanpa perlu susah-susah kuliah, tinggal beli ijasah.
Yesus harus meletakkan tanganNya dua kali sebelum si buta bisa benar-benar melihat. Bahkan penyembuhan Tuhan pun tidak instan. Ada proses yang dilalui. Sebenarnya seringkali, justru proses itulah yang mendewasakan kita. Melalui proses kesulitan, tantangan, cobaan, maka iman kita dikuatkan. Tanpa proses kesulitan dan tantangan, iman kita akan tetap kerdil. (Jo)


Maukah saya diproses?

Mrk 8: 22 - 26

22 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia.
23 Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: ''Sudahkah kaulihat sesuatu?''
24 Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: ''Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon.''
25 Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.
26 Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: ''Jangan masuk ke kampung!''

Kesadaran diri

Kej 6:5-8, 7:1-5,10
Mzm 29:1-4,9b-10
Mrk 8:14-21


Kesadaran Diri

Masihkah kamu belum mengerti? - Mrk 8:21

Orang bijak mengatakan bahwa musuh yang paling besar bukanlah orang lain, melainkan diri kita sendiri. Apakah kita setuju dengan ungkapan tersebut? Saya merasa orang berbuat jahat karena ada keinginan dalam dirinya untuk mencelakai orang lain, atau orang mencuri karena ingin memiliki apa yang tidak mereka miliki. Segala sesuatu berawal dari ke-inginan diri kita sendiri, dan mendorong suatu tindakan untuk mewujudkannya.
Contoh yang paling gampang saja. Saya mempunyai masalah dalam hal mengendalikan berat badan. Tentu saja saya tahu alasannya adalah karena seringkali saya tidak bisa mengendalikan diri ketika berhadapan dengan makanan enak. Saya juga menyadari kalau seringkali saya makan bukan karena saya lapar, tapi karena saya ingin. Padahal kuncinya ada pada diri saya sendiri. Harusnya saya bisa mengendalikan diri sendiri untuk tidak makan ketika saya sudah ke-nyang.
Kita seringkali tidak berani melawan diri sendiri karena takut mengalami kekecewaan. Karena kita sangat mencintai diri sendiri. Kita kurang menyadari bahwa ketika kita menjadi murid Kristus, kita diminta untuk meinggalkan cinta diri (= pe-nyangkalan diri) dan hanya berfokus pada Yesus. Diri kita sendirilah yang mampu menjawabnya. (An)


Apakah yang menjadi fokus hidup saya saat ini?

Mrk 8:14-21
14 Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu.
15 Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: ''Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.''
16 Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: ''Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti.''
17 Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: ''Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?
18 Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi,
19 pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?'' Jawab mereka: ''Dua belas bakul.''
20 ''Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?'' Jawab mereka: ''Tujuh bakul.''
21 Lalu kata-Nya kepada mereka: ''Masihkah kamu belum mengerti?'' e

Efata

Kej 3:1-8
Mzm 32:1-2,5-7
Mrk 7:31-37


Efata

Kemudian sambil menengadah ke langit, Yesus menarik nafas
dan berkata kepadanya “efata”, artinya terbukalah. - Mrk 7:34

Seorang bapak tua mensharingkan tentang putera sulung yang amat dikasihinya. Sekarang anaknya itu sudah berkeluarga, namun sama sekali tidak menunjukkan kemandirian dalam sikap hidupnya. Setiap kali dinasehati, selalu dianggap angin lalu. Sebagai kepala keluarga pun tidak sedikitpun ia menunjukkan tanggungjawabnya. Hal ini sangat menyedihkan hati sang ayah. Anaknya ini bagai orang buta dan tuli, yang tak bisa melihat dan mendengar orang sekitarnya.
Dalam masyarakat, mungkin kita tidak banyak menjumpai orang yang buta atau tuli secara fisik. Namun bukankah cukup banyak kita temui orang yang tidak perduli dan tidak mampu mendengar suara Tuhan? Kondisi ini tentu jauh lebih memprihatinkan, karena hal ini membuat kita jauh dari Tuhan.
Ketika kita tidak lagi bisa mendengar suara Tuhan atau melihat kehadiran Tuhan, maka kita akan kehilangan arah dan tidak tahu lagi apa tujuan hidup kita yang sebenarnya. Karena itu marilah kita belajar membuka hati untuk mendengar suara Tuhan yang akan membimbing kita untuk menemukan tujuan hidup yang sesuai dengan kehendakNya. (Lid)


Mampukah saya mendengar suara Tuhan?

Mrk 7:31-37

31 Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis.
32 Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu.
33 Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu.
34 Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: ''Efata!'', artinya: Terbukalah!
35 Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik.
36 Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya.
37 Mereka takjub dan tercengang dan berkata: ''Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.''

Pilihan Hati

Kej 2:4b-9,15-17
Mzm 104:1-2a,27-30
Mrk 7:14-23


Pilihan Hati

Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati. - Kej 2:16-17

Kedua anak kami masih kecil. Yang sulung berumur tujuh tahun, sedangkan adiknya baru dua setengah tahun. Terhadap mereka, tentu ada perbedaan perlakuan dan peraturan sejauh mereka dapat memahaminya. Namun dasar dari peraturan yang kami berikan hanya satu, yaitu mendengar apa yang dikatakan orang tua.
Beberapa orang mungkin berpendapat hal ini agak egois bagi orang tua, dan beberapa yang lain beranggapan sepertinya kewajiban anak adalah untuk menyenangkan orang tuanya. Tapi kita semua tahu bahwa anak-anak belum punya cukup kemampuan untuk memahami apa yang baik dan tidak baik, apa yang berguna dan tidak bagi mereka. Dan sebagai orang tua, semua orang pasti ingin anak-anaknya menerima yang terbaik bagi mereka.
Sejak Tuhan menjadikan manusia dimulai dari Adam, Tuhan sudah memberikan peraturan. Untuk Adam, hukumnya terlihat sangat sederhana dan hanya satu. Tapi dasar hukum itu sebenarnya sama, yaitu mendengarkan Tuhan. Dan pilihan yang diberikan pada Adam dan bagi kita adalah sama, yaitu mendengarkan suara Tuhan atau suara iblis. Sekali lagi, peraturan itu bukan untuk menyulitkan hidup kita, tapi justru agar kita bisa memilih yang terbaik bagi hidup kita.
Seperti anak kecil yang percaya pada perkataan orang tuanya, marilah kita juga percaya bahwa apa yang Tuhan berikan bagi kita adalah yang terbaik dan untuk kebaikan kita. (Pt)

Apa yang bisa saya lakukan agar lebih peka terhadap suara Tuhan?

Mrk 7 : 14 - 23

14 Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: ''Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah.
15 Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.'' [
16 Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!]
17 Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu.
18 Maka jawab-Nya: ''Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya,
19 karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?'' Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal.
20 Kata-Nya lagi: ''Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya,
21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.''

Menjamah Tuhan

Kej 1:1-19
Mzm 104:1-2a,5-6,10,12,35c
Mrk 6:53-56


Menjamah Tuhan

Dan semua orang yang menjamahNya menjadi sembuh. - Mrk 6:55b

Kita semua tentu setuju jika Yesus dianggap terkenal hingga orang banyak kerap mengikutiNya ke manapun Ia pergi. Kebanyakan dari mereka datang untuk meminta kesembuhan. Bahkan beberapa percaya bahwa dengan menjamah ujung jubahNya saja dirinya akan sembuh. Dan kita tahu, Yesus tergerak hatiNya sehingga kesembuhan pun terjadi.
Banyak kisah dalam Kitab Suci yang menceritakan peristiwa dimana Yesus tergerak hatiNya. Namun sebenarnya, apa yang membuat hati Yesus tersentuh? Saya melihat ada tiga hal yang berperan: iman, usaha, dan kehendak Tuhan. Beriman tanpa usaha sama dengan tong kosong. Berusaha tanpa beriman, dapat berujung pada keletihan fisik dan mental. Namun sekali-pun dua hal tersebut dilakukan tapi Tuhan belum berkehendak, juga tidak akan terjadi.
Akan tetapi yang perlu kita ingat, sebagaimana seorang ayah sayang pada anaknya, demikianlah besar kasih Tuhan kepada kita. Mana mungkin Ia membiarkan anakNya dalam kema-langan? Apalagi mereka yang lurus hatinya dan selalu hidup di jalanNya. Tuhan pasti akan menjawab, dalam kehendakNya (bukan kehendak kita) dan pada waktuNya (bukan waktu kita).
Kita memang tidak bisa mengubah kehendak Tuhan, namun kita bisa ’menjamah’ hati Tuhan, melalui iman dengan disertai sikap yang tulus dan rendah hati, juga usaha dan kerja keras. Dan yang terpenting, berserah sepenuhnya pada kehen-dakNya. (Lie)

Adakah doa saya yang dijawab Tuhan?
Cobalah mulai membuat catatan doa.

Mrk 3 : 53 - 56

53 Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ.
54 Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus.
55 Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada.
56 Ke mana pun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.

Visi Besar

Yes 58:7-10
Mzm 112:4-9
1Kor 2:1-5
Mat 5:13-16


Visi Besar

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
- Mat 5:16

Membaca Injil hari ini, saya terkagum-kagum. Saya kagum akan visi yang dimiliki Yesus. Dia seorang Rabi di sebuah dusun di Palestina. Murid-muridNya orang sederhana, keba-nyakan nelayan. Namun Dia punya visi besar untuk para muridNya. Dia ingin para murid menjadi garam dan terang dunia. Tidak tanggung-tanggung…DUNIA! Bukan seRT, seRW, sekampung…tapi seDunia!
Apakah murid-muridNya berhasil mewujudkan impian Yesus? Ya dan tidak. Ya, karena dari 12 murid yang sederhana, sekarang ada satu milyar orang di seluruh dunia yang me-ngaku pengikut Yesus. Ya, karena kebudayaan dunia bisa dikatakan tidak mungkin dipisahkan dari pengaruh kekristen-an.
Namun, tidak juga, karena justru di negara-negara dengan mayoritas beragama Kristiani, ada banyak ketidak-adilan dan kemiskinan. Di tengah-tengah ketidak-adilan, justru mereka yang mengaku diri pengikut malah sembunyi dengan alasan tidak mau mencari masalah. Di tengah masyarakat, justru pengikut Kristus yang sering mengelompok sendiri dan cuek. (Jo)


Apakah saya sudah menjadi garam dan terang di tempat saya berada?

Mat 5 : 13 - 16

13 ''Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.''

Berdiam diri

Berdiam diri

Ibr 13:15-17,20-21
Mzm 23:1-6
Mrk 6:30-34

Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu
ke tempat yang sunyi. - Mrk 6:32

Hidup di kota besar sungguh merupakan suatu tantangan besar, khususnya bagi pasangan suami isteri yang sudah mempunyai anak. Hidup menjadi sebuah rutinitas yang membuat cara hidup kita ektra ketat dan super cepat, ditambah beban hidup yang semakin hari semakin berat. Makanya tak heran kita sering mendengar orang mengeluh tak punya waktu untuk Tuhan.
Tekanan hidup yang berat seringkali membuat kita jadi begitu mementingkan diri sendiri, dan tidak lagi mau ambil pu-sing dengan hal-hal lain, apalagi yang namanya kegiatan rohani atau pelayanan. Kita merasa waktu untuk diri sendiri saja kurang, sehingga kita cenderung untuk memprioritaskan diri sendiri di atas segala yang lain.
Namun tidak bisa disangkal, kita butuh waktu bersama Tuhan. Meskipun kita bisa saja berusaha mencari kepuasan dalam banyak hal di hidup kita, tapi pada akhirnya kita akan tetap selalu merasa tidak puas. Karena yang kita butuhkan hanya akan dapat kita temui di dalam Tuhan, Sumber Kehidupan kita.
Semoga di tahun yang baru ini kita semua semakin mampu untuk meluangkan waktu untuk berdiam diri bersama dengan Tuhan. (An)



Apa yang menjadi prioritas hidup saya?

Anak Sulung

Anak sulung
Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah

Mal 3:1-4 atau Ibr 2:14-18
Mzm 24:7-10
Luk 2:22-40


Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah. - Luk 2:23

Dalam banyak tradisi, anak laki-laki sulung merupakan kebanggaan dan sukacita besar. Mereka adalah andalan dan harapan keluarga. Biasanya pihak keluarga akan merayakan bahkan mengadakan pesta sebagai tanda syukur. Banyak biaya yang dikeluarkan untuk hal ini. Saya rasa tidak jauh berbeda dengan kita. Sebagai ‘orang Katolik’ ucapan syukur sering kita lakukan dengan membuat intensi syukur dalam perayaan Ekaristi dan kita merasa cukup, serta kewajiban kita sudah selesai. Namun bacaan hari ini menunjukkan bahwa ternyata hal itu tidaklah cukup.
Yang Allah minta bukanlah persembahan harta benda ataupun sekedar intensi ucapan syukur. Namun yang Dia minta adalah persembahan anak laki-laki sulung. Tentu Allah tidak meminta kita sama seperti Abraham mempersembahkan Ishak. Namun yang Dia minta sebenarnya adalah kebanggaan, sukacita, andalan dan harapan kita melekat hanya kepadaNya. Allah tidak menghendaki adanya ilah-ilah kecil lain sekalipun itu adalah anak kandung kita sendiri. Itulah sebabnya ada hukum tertulis, “semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”.
Baik bagi kita untuk merenungkan, siapakah atau apakah ‘anak laki-laki sulung kita’. Apakah kita sudah mempersembahkan semuanya itu kepada Allah? Sebab di dalam Allah sajalah terdapat kebanggaan, sukacita, andalan dan harapan yang sejati. (Al)

Ambil waktu dan renungkan apa dan siapa ‘anak laki-laki sulung’ saya?
Setelah itu persembahkanlah bagi Allah.

Luk 2: 22 - 40
22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: ''Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah'',
24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:
29 ''Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.''
33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: ''Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
35 -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.''
36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,
37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.
39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.
40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.