Yang terbaik bagiMu

Kis 3:1-10
Mzm 105:1-4,6-9
Luk 24:13-35


Yang Terbaik BagiMu

Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!
- Kis 3:6

Karena kerinduan yang besar, hingga menjelang kelulusan saya tetap ingin terlibat dalam persekutuan doa kampus. Persekutuan doa ini memang tempat yang mengajarkan saya tentang banyak hal, termasuk kebaikan Tuhan. Jadi rasanya saya tak rela meninggalkan persekutuan ini. Tapi pada akhirnya saya pun tak bisa lagi aktif di persekutuan kampus karena telah lulus dan harus bekerja.
Saat sedang menyusun skripsi, waktu saya banyak tersita. Sangat sulit mencari waktu untuk aktif lagi melayani di persekutuan kampus. Padahal itulah kerinduan terbesar saya saat itu. Tapi karena rasa cinta yang luar biasa pada persekutuan dan terlebih pada Tuhan, saya mengusahakan untuk tetap datang ke persekutuan. Meskipun menjadi umat, ada satu kepuasan yang saya rasakan. Saya tetap bisa menyapa umat yang hadir. Saat itu saya berkata dalam hati, ”Tuhan, untuk saat ini hanya ini yang bisa kulakukan. Tapi ini yang terbaik yang aku miliki sekarang.”
Seperti kata Petrus dalam bacaan hari ini, kita tak harus memiliki emas berlimpah untuk dapat melayani Tuhan. Apapun yang kita miliki saat ini, dapat kita gunakan untuk menyenangkanNya. Lakukan dan berikan yang terbaik untuk Dia. (Ve)


Apa yang telah kita berikan untuk Tuhan?


13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,
14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
17 Yesus berkata kepada mereka: ''Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?'' Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: ''Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?''
19 Kata-Nya kepada mereka: ''Apakah itu?'' Jawab mereka: ''Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,
23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.
24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat.''
25 Lalu Ia berkata kepada mereka: ''Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?''
27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
28 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.
29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: ''Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.'' Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
32 Kata mereka seorang kepada yang lain: ''Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?''
33 Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.
34 Kata mereka itu: ''Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.''
35 Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Memakai topeng

Yes 50:4-9a
Mzm 69:8-10,21-22,31,33-34
Mat 26:14-25


Memakai Topeng

Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya:
''Bukan aku, ya Rabi?” - Mat 26:25

Saya bertanya-tanya mengapa kata-kata Yudas di atas dicatat dalam Alkitab. Mungkin untuk mengingatkan kita semua, karena sebagai manusia kita pintar bersandiwara. Kita memakai topeng di hadapan orang lain.
Kita memakai topeng keramahan ketika bertemu orang-orang penting. Mungkin dalam hati kita tidak menyukai mereka. Tapi karena mereka atasan kita, maka kita memakai topeng keramahan. Beberapa orang bahkan memakai topeng 'mencari
muka'. Kita memakai topeng persahabatan di depan beberapa teman. Padahal mungkin di belakang mereka, kita membicarakan kekurangan mereka. Bahkan mungkin mengajak orang ikut menjelekkan mereka.
Sayangnya, di hadapan Allah yang Maha Tahu, kita sering lupa melepaskan topeng kita. Kita mengenakan topeng 'anak baik'. Padahal dalam hidup sehari-hari, enggan bertobat dari dosa dan mengubah cara hidup yang tidak berkenan di mata Tuhan. Apakah Tuhan bisa kita tipu dengan topeng kita? (Jo)


Marilah datang dengan jujur kepada Tuhan!

14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala.
15 Ia berkata: ''Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?'' Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.
17 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: ''Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?''
18 Jawab Yesus: ''Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.''
19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.
20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu.
21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: ''Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.''
22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: ''Bukan aku, ya Tuhan?''
23 Ia menjawab: ''Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.
24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.''
25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: ''Bukan aku, ya Rabi?'' Kata Yesus kepadanya: ''Engkau telah mengatakannya.''

Pelit Ilmu

Yeh 37:21-28
MT Yer 31:10-13
Yoh 11:45-56


Pelit ilmu

Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya..
- Yoh 11:48

Bidang pekerjaan saya sebagai spesialis, memberi saya banyak kesempatan untuk bertemu berbagai macam orang dalam tim proyek. Spesialis berarti tidak semua orang bisa terjun dalam bidang ini. Ada sebagian orang yang ‘pelit ilmu’ dan tidak mau mengajarkan junior atau teman-teman setim, mungkin karena takut tersaingi. Mereka hanya menjawab seadanya dan seperlunya saja. Tapi ada seorang senior yang sangat sering membantu, dan jika ditanya, ia akan menjawab panjang lebar.
Sekali waktu saya bertanya apa ia tidak takut tersaingi oleh yang lain. Dia menjawab: “Kenapa harus takut? Kalau pelit, nanti saya sendiri yang susah. Tim jadi tidak bisa membantu banyak. Kalau kita pelit menjawab, bisa jadi orang berpikir kita kurang menguasai. Jadi tenang saja, soal saingan dan rejeki, Tuhan yang atur.”
Seringkali kita merasa kuatir dan takut tersaingi, bahkan tidak jarang yang merasa skeptis terhadap orang lain. Kekuatiran ini sama seperti yang dimiliki orang Farisi. Mereka kuatir Yesus akan menyaingi popularitas mereka di kalangan Yahudi, bahkan mereka dibutakan sehingga menyalah-artikan peringatan Kayafas. Peringatan itu diputar-balikkan seolah Kayafas mengijinkan mereka membunuh Yesus. Lihatlah, betapa besarnya efek negatif dari iri hati. (Ch)


Apakah saya merasa iri dan takut tersaingi?

45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.
46 Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu.
47 Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: ''Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat.
48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.''
49 Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: ''Kamu tidak tahu apa-apa,
50 dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.''
51 Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu,
52 dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.
53 Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.
54 Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya.
55 Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu.
56 Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain: ''Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?''

Orang pilihan

Yes 42:1-7
Mzm 27:1-3,13-14
Yoh 12:1-11


Orang pilihan

Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia
Ia akan menyatakan hokum. - Yes 42:3

Saya pernah melakukan suatu kesalahan besar. Dan waktu itu saya berpikir bahwa Tuhan akan menghukum saya, sehingga saya tidak akan melakukan pelayanan lagi. Tepatnya saya akan berdiam diri di rumah, karena saya mau menanggung resiko atas kesalahan yang sudah saya buat.
Namun dugaan saya salah besar. Setelah saya menerima sakramen tobat, justru saya banyak mendapatkan tugas pelayan-an. Dan hal inilah yang membuat saya merasakan bahwa ter-nyata Tuhan Yesus masih amat sangat mengasihi saya.
Ayat di atas sungguh menjadi kekuatan bagi saya. Seperti sahabat saya mengatakan, ”Tuhan memang benci dosa, tapi Dia sangat mengasihi orang berdosa yang mau bertobat.” Walau terkadang kita jatuh bangun dalam kehidupan rohani kita, namun ternyata Tuhan masih mau menghadirkan orang-orang yang mengasihi kita, yang mau menerima kita apa adanya.
Bacaan dalam kitab Yesaya menceritakan bagaimana sayangnya Tuhan Yesus kepada kita. Kita ini adalah orang-orang pilihan yang ditugaskan dalam karya penyelamatanNya. Jangan pernah mundur dari pelayanan kita, sekalipun kita sering melakukan kesalahan. Karena Tuhan Yesus tidak pernah melihat kesalahan kita. Tapi Dia melihat kedalaman hati kita yang sungguh-sungguh mau melayani Dia. So…tunggu apa lagi? Jangan lewatkan kesempatan berharga ini. Mari kita terus semangat dalam melayani Dia! (Art)

Terima kasih Tuhan, karena saya adalah orang pilihanMu
yang sangat Engkau sayangi.

1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.
2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.
3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata:
5 ''Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?''
6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
7 Maka kata Yesus: ''Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.
8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.''
9 Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati.
10 Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga,
11 sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus. a

Ketidaksetiaan

Yes 49:1-6
Mzm 71:1-6ab,15,17
Yoh 13:21-33,36-38


Ketidak-setiaan

Nyawamu akan kauberikan bagiKu?
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok,
engkau telah menyangkal Aku tiga kali. - Yoh 13:38

Berulang kali saya mengingatkan anak saya untuk menulis dengan lebih rapi. Setiap kali saya bicara padanya, ia selalu mengatakan ya. Tapi hasilnya tetap sama saja. Sampai saya mulai bosan dan ragu apakah dia bisa memperbaiki tulisannya.
Ketika saya berpikir lebih jauh tentang hal ini, saya merasa terusik. Karena hal yang sama terjadi pula pada diri saya. Di saat saya masuk ke ruang pengakuan, berulang kali saya mengakukan dosa yang sama dan memohon pengampunan serta berjanji untuk tidak mengulangi lagi. Tapi nyatanya, seringkali saya jatuh dalam dosa yang sama. Terkadang saya jadi bertanya-tanya, apakah Tuhan bosa mendengar dosa-dosa saya? Namun saya tahu, Dia tidak pernah bosan untuk mengingatkan saya sekaligus mengampuni saya.
Sekalipun kita tidak setia pada Tuhan, akan tetapi Tuhan menunjukkan kesetiaanNya pada kita. Dengan tidak jemu-jemu Dia mengampuni dosa kita, bahkan dosa yang sama secara berulang-ulang.
Semoga dengan rahmat Tuhan saya dimampukan juga untuk selalu memaafkan anak saya yang seringkali gagal dalam usahanya menulis dengan lebih rapi. (An)


Apakah saya mampu mengampuni orang yang berulang kali menyakiti saya?

21 Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: ''Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.''
22 Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya.
23 Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
24 Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: ''Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!''
25 Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: ''Tuhan, siapakah itu?''
26 Jawab Yesus: ''Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.'' Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.
27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: ''Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.''
28 Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.
29 Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin.
30 Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.
31 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: ''Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
32 Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.
33 Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.
34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.''
36 Simon Petrus berkata kepada Yesus: ''Tuhan, ke manakah Engkau pergi?'' Jawab Yesus: ''Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.''
37 Kata Petrus kepada-Nya: ''Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!''
38 Jawab Yesus: ''Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.''

Sumber sukacitaku

Yeh 47:1-9,12
Mzm 46:2-3,5-6,8-9
Yoh 5:1-16


Sumber sukacitaku

..sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. .. - Yeh 47:9

Judul dari kutipan teks diatas adalah “Sungai yang keluar dari Bait Suci”. Bait Suci adalah sumber yang kudus, apa yang keluar dari sana memberikan banyak berkat bagi sekitarnya. Apakah sumber hidup kita? Jika Tuhan Yesus yang menjadi sumber hidup kita, maka kita juga harus bisa menjadi berkat bagi banyak orang di sekitar kita.

Pagi itu suasana sangat sejuk, saya mengendari motor dengan santai di sisi kiri jalan. Menyenangkan sekali menikmati suasana pagi, hati tenang dan damai. Tapi tiba-tiba saja ada mikrolet dari jalur kanan, langsung memotong dan mengambil jalur kiri. Ciittt....refleks tangan langsung mengerem, hampir saja saya menabrak mikrolet tersebut. Detik itu juga suasana hati langsung berubah 180 derajat. Tidak ada lagi damai. Yang ada hanya marah dan kesal terhadap supir mikrolet itu. Saya mengomel dalam hati: “Aaahh...orang ini membuat hari saya menjadi tidak menyenangkan. Menyebalkan sekali.

Tapi tiba-tiba hati kecil saya berkata, apakah sumber sukacita saya ditentukan oleh supir mikrolet ini? Saya tidak mau sukacita saya ditentukan oleh supir mikrolet. Saya yang harus menentukan sendiri suasana hati saya. Saya berdoa, minta Tuhan berikan damai serta sukacita, menggantikan amarah dan kekesalan yang ada. Jangan sampai sisa hari itu menjadi tidak menyenangkan hanya karena ulah seorang supir mikrolet. Dan saya pun berdoa agar supir mikrolet itu lebih hati-hati dalam mengemudi, jangan sampai ada yang menjadi korban karena perbuatannya. (Dn)

Apakah Tuhan sudah menjadi sumber sukacita saya?

1 Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem.
2 Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya
3 dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.
4 Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya.
5 Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: ''Maukah engkau sembuh?''
7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: ''Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.''
8 Kata Yesus kepadanya: ''Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.''
9 Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.
10 Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: ''Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu.''
11 Akan tetapi ia menjawab mereka: ''Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.''
12 Mereka bertanya kepadanya: ''Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?''
13 Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu.
14 Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: ''Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.''
15 Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia.
16 Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.

Frustasi lagi?

Yes 65:17-21
Mzm 30:2,4-6,11-12a,13b
Yoh 4:43-54


Frustasi Lagi?

Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati
di negerinya sendiri. - Yoh 4:44

Ada pembaca yang mungkin senang dengan angka ayat di atas karena memudahkan untuk diingat. Tetapi mungkin ada juga yang tidak suka karena kepercayaan tradisi.

Demikian juga halnya dengan pesan seorang nabi. Ada orang yang menyambut kebenaran yang diwartakannya de-ngan suka, tetapi ada juga yang menolaknya dengan amarah. Ini dikarenakan kebenaran selalu menuntut kita untuk meres-ponsnya secara tegas. Menerima atau menolak, ya atau tidak, benar atau salah, hitam atau putih. Kita tidak bisa berkompromi untuk memilih abu-abu, bahkan kita juga tidak bisa berkompromi dengan hanya berdiam diri dan tidak menentukan pilihan. Tuhan menuntut kita untuk bersikap, percaya kepadaNya atau tidak.

Sebagai pengikut Yesus, kita juga dipanggil untuk menjadi saksi kebenaranNya. Kita harus siap menghadapi dua macam tanggapan ini, terkadang ada yang mau menerima kesaksian kita, tetapi ada kalanya orang menolak kesaksian kita. Karena itu, sekalipun kita ditolak, itu adalah hal yang wajar. Bukankah Yesus sendiri pun mengalami ditolak? Kesaksian kita menjadi penuh ketika orang memberikan tanggapan dengan mengimani Yesus. Sebelum sampai pada titik ini, kita masih harus terus bersaksi pada orang tersebut. (Pt)

Apakah saya sering menjadi frustasi dalam memberikan
kesaksian tentang Yesus?

43 Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea,
44 sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri.
45 Maka setelah Ia tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu.
46 Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit.
47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati.
48 Maka kata Yesus kepadanya: ''Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.''
49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: ''Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.''
50 Kata Yesus kepadanya: ''Pergilah, anakmu hidup!'' Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.
51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup.
52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: ''Kemarin siang pukul satu demamnya hilang.''
53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: ''Anakmu hidup.'' Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya.
54 Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.

Buta

1Sam 16:1b,6-7,10-13a
Mzm 23:1-6
Ef 5:8-14
Yoh 9:1-41


Buta

Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta? - Yoh 9:2

Beberapa tahun lalu ketika saya berkarya sosial dalam lintas agama, seorang ibu petani berkata pada saya: “Dosa apa ya bu, kok putri saya buta sejak lahir?” Kala itu saya berusaha menghibur dan ketika ada kesempatan pengobatan ke Jakarta, kami pun membawa mereka serta. Saat itu putrinya berusia 10 tahun, dan tak pernah melihat dunia.

Ternyata dokter mendiagnosa bahwa putrinya menderita katarak sejak dalam kandungan. Dan bola matanya menjadi longgar akibat dia berusaha mencari terang dalam gelap. Setelah pemeriksaan syarat operasi, putrinya pun dinyatakan bisa mendapatkan operasi mata secara khusus.

Setelah tiga hari, kami menantikan waktu untuk membuka kain kasa matanya dengan hati berdebar. Kami sungguh berharap matanya bisa sembuh. Ketika kain kasanya dibuka, ia berteriak kaget. Tapi sesaat kemudian, ia berseru kegira-ngan karena untuk pertama kalinya ia melihat ibunya.

Tuhan tidak hanya memberi kita mata jasmani, tapi juga mata hati yang tajam. Agar kita dapat melihat dengan benar dan jernih, untuk menolong dan menyelamatkan orang lain. (Lid)

Tuhan, beri saya rahmatMu agar saya dapat melihat
dengan jeli dalam kebenaranMu.


1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: ''Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?''
3 Jawab Yesus: ''Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.
5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.''
6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
7 dan berkata kepadanya: ''Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.'' Siloam artinya: ''Yang diutus.'' Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.
8 Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: ''Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?''
9 Ada yang berkata: ''Benar, dialah ini.'' Ada pula yang berkata: ''Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.'' Orang itu sendiri berkata: ''Benar, akulah itu.''
10 Kata mereka kepadanya: ''Bagaimana matamu menjadi melek?''
11 Jawabnya: ''Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat.''
12 Lalu mereka berkata kepadanya: ''Di manakah Dia?'' Jawabnya: ''Aku tidak tahu.''
13 Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi.
14 Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat.
15 Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: ''Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.''
16 Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: ''Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.'' Sebagian pula berkata: ''Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?'' Maka timbullah pertentangan di antara mereka.
17 Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: ''Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?'' Jawabnya: ''Ia adalah seorang nabi.''
18 Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya
19 dan bertanya kepada mereka: ''Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?''
20 Jawab orang tua itu: ''Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta,
21 tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri.''
22 Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan.
23 Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: ''Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri.''
24 Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya: ''Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa.''
25 Jawabnya: ''Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.''
26 Kata mereka kepadanya: ''Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?''
27 Jawabnya: ''Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?''
28 Sambil mengejek mereka berkata kepadanya: ''Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa.
29 Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang.''
30 Jawab orang itu kepada mereka: ''Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku.
31 Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya.
32 Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta.
33 Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.''
34 Jawab mereka: ''Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?'' Lalu mereka mengusir dia ke luar.
35 Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: ''Percayakah engkau kepada Anak Manusia?''
36 Jawabnya: ''Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya.''
37 Kata Yesus kepadanya: ''Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!''
38 Katanya: ''Aku percaya, Tuhan!'' Lalu ia sujud menyembah-Nya.
39 Kata Yesus: ''Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta.''
40 Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: ''Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?''
41 Jawab Yesus kepada mereka: ''Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu.''

Musuh terselubung

Hos 6:1-6
Mzm 51:3-4,18-19-21ab
Luk 18:9-14


Musuh Terselubung

Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. - Luk 18:13

Renungan hari ini menyita perhatian saya. Sebuah pertanyaan mengusik. Apakah saya rendah hati? Saya memang tidak som-bong. Tidak memamerkan kekayaan (itu karena memang saya tidak punya apa-apa). Apalagi menghina orang lain, saya yakin saya bukan orang seperti itu. Namun saat saya dikritik oleh seorang staf di kantor, perasaan tersinggung dan tidak terima menjadi lebih dominan. Memang dia siapa? Bukannya saya tidak bisa dikritik, tapi caranya donk…. Saya kan juga manusia, punya perasaan.
Hari berikutnya saya dikritik lagi. Kali ini dengan cara yang lebih tepat. Namun tetap saja saya merasa kata-katanya me-nyakitkan hati. Mestinya, dia belajar dulu cara mengkritik orang lain. Dan hari ini dengan cara yang sangat halus saya dikritik lagi. Saya rasa tidak ada cara yang lebih halus lagi dari itu. Namun toh tetap saja saya tidak bisa terima. Mestinya, dia tahu waktu yang tepat untuk mengkritik.
Ternyata harga diri adalah salah satu musuh terselubung ke-rendahan hati. Musuh yang lainnya lagi adalah luka batin. Musuh-musuh ini terkadang bersembunyi namun di saat yang tepat mereka keluar dan menyerang kita. Berhati-hatilah terhadap mereka.
Tuhan akan mengajar kita rendah hati saat kita semakin dekat dan dalam mengenal Dia. Ia akan memperlihatkan kepada kita betapa rapuh dan tidak ada apa-apanya kita di hadapanNya. Ia akan terus membentuk kita sampai kita berkata, “Ya Allah, ka-sihanilah aku orang berdosa ini.” (Al)

Apakah saya masih mempunyai luka batin yang menghambat pertumbuhan saya?

9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:
10 ''Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.''

Menyembah Tuhan

Hos 14:2-10
Mzm 81:6c-11ab,14,17
Mrk 12:28b-34


Menyembah “Tuhan”?

Asyur tidak dapat menyelamatkan kami…kami tidak akan berkata lagi:
Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. - Hos 14:3

Di jaman sekarang ini, banyak orang tidak lagi menempatkan Tuhan sebagai prioritas dalam hidupnya. Ada yang merasa perlu berdoa hanya ketika tidak merasa malas atau sedang butuh sesuatu. Ada juga yang lebih senang nonton TV daripada berdoa pada malam hari sebelum tidur. Ada juga yang menghabiskan waktunya untuk mencari uang atau bermain internet sampai lupa waktu.
Semua ini merupakan bentuk berhala yang kita prioritaskan daripada Tuhan. Kita jadi terobsesi dengan apa yang kita sukai. Hobi, kekayaan, hiburan, kemalasan, dan masih ba-nyak lagi. Dan semua ini membuat kita semakin jauh dari Tuhan. Sebaliknya semakin mendekatkan kita pada barang, aktivitas, atau hal lain yang merupakan ciptaanNya.
Berhala jaman sekarang justru terlihat lebih atraktif daripada saat jaman Perjanjian Lama. Iblis pun makin pintar dalam menjatuhkan manusia.
Kita harus selalu waspada dan belajar untuk selalu menempatkan Tuhan lebih dari apapun setiap saat. Walau terkadang banyak hal membutuhkan perhatian kita, tapi kita harus ber-usaha menyempatkan diri untuk datang kepadaNya.
Tuhan ingin kita menyembahNya dengan segenap diri kita. Tak ada yang lain selain daripada Tuhan sendiri yang patut diutamakan. Marilah kita menempatkan Dia sebagai prioritas hidup kita. (Alw)
Adakah hal-hal yang menjadi berhala dalam hidup saya?
Bagaimana agar saya dapat memprioritaskan Tuhan?


28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: ''Hukum manakah yang paling utama?''
29 Jawab Yesus: ''Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.''
32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: ''Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.''
34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: ''Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!'' Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

All out

Sir 35:1-12
Mzm 50:5-8,14,23
Mrk 10:28-31


All out

Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!
- Mrk 10:28

I’m all out of love, I’m so lost without you
I know you were right, believing so long
I’m all out of love, what am I without you
I can’t be too late to say that I was so wrong
Anda kenal lirik lagu di atas? Kidung yang mengisahkan seseorang yang mencurahkan perasaannya secara habis-habisan kepada sang kekasih. All out.

Perikop Injil hari ini bertutur bahwa seringkali kita merasa sudah melakukan banyak hal baik bagi Tuhan. Namun sering-kali kita ciut bila Tuhan menantang kita untuk memberikan harta kita kepada sesama yang membutuhkan. Lihat saja, kita bangga bila dapat membeli handphone canggih seharga satu juta rupiah. Namun mengapa satu juta rupiah yang sama terasa berat sekali bila berpindah tempat ke dalam kantong kolekte mingguan.

Jika kita berhasil lulus dalam satu tantangan, Tuhan akan memberikan tantangan yang baru. Begitu seterusnya. Mung-kin kita protes dan mengeluh seperti Rasul Petrus, apa sih maunya Tuhan?
Sahabat, Yesus sendiri sudah membuktikan pada kita, Ia begitu habis-habisan mengasihi kita hingga di atas kayu salib. Sebaliknya, apakah kita sudah cukup habis-habisan mencintai Tuhan dan setia kepadaNya? Bukan dengan cara yang luar biasa. Namun lewat hal-hal biasa dalam kehidupan sehari-hari, adakah kasih dalam tutur kata dan perbuatan kita? (Lie)

Sudahkah saya ’all out’ dalam mengasihi Tuhan?

28 Berkatalah Petrus kepada Yesus: ''Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!''
29 Jawab Yesus: ''Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya,
30 orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.
31 Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.''