Jangan campur-campur

Kej 27:1-5,15-29
Mzm 135:1-6
Mat 9:14-17


Jangan Campur-campur

Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya. - Mat 9:17

Dulu, saya suka berpikir bahwa hal buruk yang saya alami adalah hukuman Tuhan bagi saya. Kalau dompet saya hilang tercecer, saya akan berpikir itu disebabkan karena Tuhan menghukum saya karena bolos ke gereja. Kalau tanpa se-ngaja kacamata saya jatuh dan pecah, saya curiga itu akibat saya berbohong kepada mama saya minggu lalu. Pokoknya, saya melihat ‘kesialan’ sebagai usaha balas dendam dari Tuhan.
Belakangan saya menyadari bahwa konsep seperti itu tidak benar dalam iman Kristiani. Meskipun dalam berbagai kepercayaan yang percaya tentang dewa-dewi beserta segala macam persembahan yang perlu diberikan kepada dewa-dewi tersebut, konsep itu mungkin diterima sebagai kebenaran. Saya datang dari keluarga non Katolik. Dan konsep demikian dianut oleh orang tua saya. Bagi saya, perlu waktu lama untuk menyadari bahwa konsep yang dianut orang tua saya berbeda dengan apa yang dipercaya dalam iman Kristiani.
Yesus berusaha menjelaskan kepada orang Yahudi bahwa ajaran-ajaranNya akan berbeda dengan apa yang mereka pegang dalam tradisi Yahudi. ‘Anggur baru’ yang Dia bawa harus diterima dengan tempat yang baru. Hati yang baru. Mereka harus bersedia menerima sepenuhnya ajaran Yesus dan tidak mencampurnya dengan tradisi lama. (Jo)


Adakah kepercayaan saya yang tidak sesuai dengan ajaran Yesus?


14 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: ''Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?''
15 Jawab Yesus kepada mereka: ''Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
16 Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.
17 Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.

Hati Kudus Yesus

Ul 7:6-11
Mzm 103:1-4,6-8,10
1Yoh 4:7-16
Mat 11:25-30


Hati Kudus Yesus

..marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. - 1Yoh 4:7-8

Hari ini kita merayakan Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus. Awal Devosi kepada Hati Kudus Yesus dan memuncak dengan adanaya Hari Raya ini berasal dari Santa Margareta Maria Alacoque dalam sebuah penampakan yang dialaminya di Paray-le-Monial, Perancis. Melalui penampakan ini, Yesus mengingatkan akan hatiNya yang bernyala-nyala oleh kasihNya pada umat manusia.
Dewasa ini hubungan antar agama di negara kita sedang diuji. Nilai-nilai Pancasila yang ditanamkan oleh para bapak bangsa kita sejak dulu, telah ditinggalkan. Bagaimana mungkin, suatu pihak menghakimi bahkan menganiaya pihak lain yang tidak sepaham dengannya dengan alasan ’membela Tuhan’. Padahal, meminjam istilah seorang tokoh almarhum, ”Sebenarnya mau membela siapa? Lha, wong Tuhan itu tidak perlu dibela.”
Hal ini menunjukkan kaburnya pemahaman akan Allah itu sendiri. Sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci, orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah, karena kasih itu berasal dari Allah. Sangat jelas bukan? Namun prakteknya memang tidak semudah yang dibayangkan. Jangankan yang berbeda agama, yang seiman pun seringkali tak luput dari konflik.
Sahabat, kita tidak akan bisa memberi kasih kepada orang lain, bila kita tidak memilikinya. Yesus, Sang Sumber Kasih yang mengulurkan tanganNya kepada kita setiap saat. Tuhanlah yang lebih dulu mengasihi kita. Mintalah agar kita dapat mengasihi orang lain sebagaimana Ia telah mengasihi kita. (Lie)

Bagaimana hubungan saya dalam keluarga / lingkungan akhir-akhir ini ? Adakah saya mengasihi mereka dengan tulus hati

25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: ''Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.
26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
27 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.
28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.''

Perbaharui semangatmu

Za 9:9-10
Mzm 145:1-2,8-11,13cd-14
Rm 8:9,11-13
Mat 9:18-26


Perbaharui Semangatmu

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. - Matius 11: 28

Jika saya menghadapi masalah, maka yang akan saya lakukan adalah tidur. Hal ini biasa saya lakukan jika saya merasa tidak punya solusi untuk mengatasinya. Tanpa sadar saya bersikap seakan Tuhan yang harus memikirkan dan mencarikan jalan keluar untuk masalah itu. Namun terkadang saya pun merasa kalau hal ini tidak adil bagi Tuhan, karena saya tidak pernah melibatkan Tuhan dalam keputusan yang saya ambil, namun Dia yang harus menanggung akibatnya.
Ada satu kata mutiara yang sangat membantu saya ketika menghadapi situasi seperti di atas: “Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa matahari akan selalu bersinar, tetapi Tuhan berjanji bahwa Dia ada bersama saya ketika hari menjadi hujan.” Ungkapan itu membantu saya untuk tetap ingat bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan saya.
Jadi, yang perlu saya lakukan hanyalah datang kepadaNya dan menyerahkan semua beban yang menghimpit saya karena Dia berjanji untuk memberi kelegaan. Walaupun seringkali, saya tetap tidak bisa betul-betul mengerti atas apa yang terjadi. Tapi saya belajar untuk tetap percaya, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia... (Rm 8:28).
Teman, serahkanlah kepadaNya apapun permasalahan yang kita hadapi, karena Dia akan membantu kita untuk melewati badai kehidupan. Bersama Dia, kita akan tenang...dan bersama Dia, kita akan menang. (An)

Sudahkah saya mempercayakan seluruh masalah saya kepada Yesus ?

18 Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: ''Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.''
19 Lalu Yesus pun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.
20 Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya.
21 Karena katanya dalam hatinya: ''Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.''
22 Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: ''Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.'' Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.
23 Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut,
24 berkatalah Ia: ''Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur.'' Tetapi mereka menertawakan Dia.
25 Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu.
26 Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.

Pergilah

Kej 41:55-57; 42:5-7a,17-24a
Mzm 33:2-3,10-11,18-19
Mat 10:1=7


Pergilah, Kita Diutus

Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. - Mat 10:7

Sejak kecil saya selalu bingung mengapa di akhir perayaan Ekaristi, romo selalu berkata, “Perayaan Ekaristi telah selesai. Pergilah, kita semua diutus.” Saya terus bertanya-tanya dalam hati tentang maksud perkataan tersebut. Hingga akhirnya beberapa tahun lalu, baru saya mendapatkan ja-waban atas kebingungan saya.
Seorang romo dalam kotbahnya menjelaskan maksud kalimat itu. Kalimat yang merupakan perutusan dan diucapkan saat menutup perayaan Ekaristi. Jadi setelah kita mendapatkan firman dan menikmati Tubuh Kristus, di akhir misa kita diutus untuk menceritakan kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita. Sama seperti perkataan Tuhan dalam Injil hari ini yang meminta kita untuk pergi ke mana pun dan terus memberitakan Injil Tuhan.
Seringkali saat mengikuti misa, kita menjadi orang yang amat ‘kudus’. Berdoa dengan khusyuk dan mengikuti setiap detil perayaan dengan seksama. Tapi sekeluarnya dari pintu gereja, kita kembali membiarkan sifat buruk mengikuti. Seakan apa yang telah kita alami selama Ekaristi, tak ada artinya. Melalui kutipan Injil hari ini, mari kita belajar untuk membawa kebaikan dan hati Tuhan ke mana pun kita pergi. Jangan biarkan hati kita kudus hanya saat berada di dalam gereja. Tapi biarlah di mana pun kita berada, kita senantiasa menyatakan kebaikan dan kasih Tuhan. Karena untuk itulah setiap kita diutus. (Ve)

Apa yang dapat saya lakukan sebagai respon atas perutusan Tuhan?


1 Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.
2 Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya,
3 Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus,
4 Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.
5 Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: ''Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria,
6 melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.
7 Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.

Bangkit dan bercahayalah

Kej 46:1-7,28-30
Mzm 37:3-4,18-19,27-28,39-40
Mat 10:16-23


Bangkit dan bercahayalah

Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala,
sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. - Mat 10:16

Bacaan Injil hari ini menegaskan bagaimana Yesus memberikan kekuatan kepada kita semua, agar jangan takut menghadapi penolakan dan penganiayaan dalam mengikuti Dia. Kita harus berani untuk bangkit dan bercahaya bagi semua orang. Coba kita perhatikan syair lagu ini, semoga menjadi perenungan bagi kita semua…
Bangkit dan bercahayalah, nyatakan terang Tuhanmu
Pada semua orang besar kecil, pada segala bangsa.
Bangkit dan bercahayalah, nyatakan kuasa Tuhanmu.
Pada semua orang, s’gala bangsa jadi terang dunia.
Banyak orang dalam keg’lapan, mereka perlu terang Tuhanmu.
Bawa terangNya, bagikan kasihNya, agar s’mua dislamatkan.
Banyak orang dib’lenggu dosa, m’reka perlu uluran tanganmu.
Bawa terangNya, b’ritakan kabar baik.
Agar semua dis’lamatkan.
Syair lagu ini memberikan semangat untuk terus bangkit dan bercahaya di dalam Tuhan. Karena masih banyak orang yang berada dalam kegelapan. Bahkan masih banyak juga yang hidupnya dibelenggu oleh dosa.
Mari kita bangkit dan bercahaya untuk menyatakan terang Tuhan. Meskipun banyak rintangan yang harus kita hadapi, ja-nganlah menjadi kuatir dan takut. Seperti pemazmur yang mengatakan, “Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan menyertai langkah kita sampai akhir zaman. So....tunggu apa lagi? Mari bangkit dan bercahayalah! (Art)

Sudahkah saya bangkit dan bercahaya untuk menyatakan terang Tuhan?

16 ''Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
17 Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.
18 Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.
19 Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
20 Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.
21 Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka.
22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
23 Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang.

Rewind

Kej 49:29-32; 50:15-26a
Mzm 105:1-4,6-7
Mat 10:24-33


“Rewind” Hidup Kita

Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku,
tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan... - Kej 50:20

Dalam hidup, kita pasti pernah merasa kecewa atas suatu situasi atau kenyataan hidup. Biasanya, kita mulai berandai-andai jika saja kejadiannya seperti ini mungkin keadaannya akan lebih baik dan saya akan lebih bahagia. Dalam setiap kekecewaan kita selalu berlari pada “kalau saja”.
Pengandaian ini akan membawa kita pada kemarahan terhadap diri sendiri, orang lain, bahkan Tuhan. Kita jadi tidak menghargai dan tidak mensyukuri yang kita miliki. Padahal dalam setiap kejadian pasti ada sisi baik dan buruknya. Dan bukan tidak mungkin situasi akan lebih buruk jika terjadi seperti yang kita andaikan.
Ketika kita tenggelam dalam kekecewaan, kita jadi tidak percaya bahwa Tuhan mengasihi kita dan Tuhan turut bekerja dalam setiap perkara untuk kebaikan kita. Kalimat Yusuf dalam ayat di atas menggambarkan betapa dia percaya pada penyelenggaraan Allah dalam hidupnya. Ada kemungkinan Paulus terinspirasi oleh pernyataan ini ketika ia menulis dalam Roma 8:28.
Saya sering mendengar kesaksian dari para narapidana yang saya kunjungi bahwa mereka sangat mensyukuri satu sisi positif dari keberadaan mereka di penjara, yaitu mereka jadi mengenal Tuhan dan memberikan hidup mereka kepadaNya melalui penjara. Seandainya mereka tidak dipenjara, mungkin seumur hidupnya mereka tidak akan pernah mengenal Yesus. (Beberapa di antaranya sebelumnya adalah pemeluk agama lain.) (Pt)

Adakah pengalaman masa lalu saya yang ingin saya ubah?
Apa sisi baik dari pengalaman itu bagi kehidupan saya sekarang?


24 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya.
25 Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya.
26 Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.
27 Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah.
28 Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
29 Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.
30 Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya.
31 Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
32 Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.
33 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.''

Salib

Salib
St. Benediktus, Abas

Kel 1:8-14,22
Mzm 124:1-8
Mat 10:34-11:1


Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku,
ia tidak layak bagiku. - Mat 10:38

Seorang teman pernah ditanya, ”Biasanya orang memilih Tuhan yang digambarkan sebagai Allah yang perkasa. Tapi kamu malah memilih mengikuti Tuhanmu yang tergantung di salib. Bukankah itu berarti Allahmu tidak berdaya, lemah dan kalah? Pantas saja hidupmu susah melulu...”
Coba kita renungkan, apa jawaban kita bila suatu saat kita menghadapi pertanyaan yang sama? Apakah Tuhan kita adalah Tuhan yang kalah?
Orang yang tidak mengenal yesus memandang Tuhan orang Kristiani dengan gambaran malang dan kalah. Padahal Tuhan bertindak di luar jangkauan pikiran manusia. Ia mene-bus dosa manusia dengan menyerahkan hidupNya di atas kayu salib. Salib yang pada saat itu merupakan lambang penderitaan dan maut, dijadikan Tuhan sebagai lambang kemenangan atas maut. Ia menunjukkan pada kita, bahwa setiap kita memiliki salib kehidupan masing-masing yang harus kita pikul. Ia pun memberikan teladan untuk setia memikul salib kita masing-masing. Ia menjanjikan, selalu ada rahmat di balik setiap salib. Hanya saja, kita sering tidak menyadarinya atau tidak sabar memikul salib kita, dan terkadang memilih jalan pintas.
Sahabat, salib mengingatkan kita akan cinta Tuhan kepada umatNya, sekaligus mengingatkan agar setia mengikutiNya dalam keadaan apapun. (Lie)

Adakah pergumulan yang saya hadapi saat ini?

34 ''Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.
35 Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya,
36 dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
37 Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
38 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
40 Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.
41 Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.
42 Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.''

1 Setelah Yesus selesai berpesan kepada kedua belas murid-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.

Exiting or joy?

Pesta St. Matias, Rasul

Kis 1:15-17,20-26
Mzm 113:1-8
Yoh 15:9-17

Exciting Or Joy?

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacitaKu
ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. - Yoh 15:11

Suatu hari kami pergi berlibur ke Puncak. Kami sekeluarga bersukacita membayangkan betapa menyenangkannya bisa berada di tempat yang berudara sejuk dan memiliki pemandangan indah. Kendaraan kami melaju cepat mengikuti alunan musik ceria yang kami putar.
Namun itu semua tidak berlangsung lama. Dalam seketika semuanya berubah. Berawal dari bis yang ugal-ugalan hingga mobil yang berjalan lambat di jalur cepat. Suasana hati ceria mulai berubah. Rasa kesal menyeruak keluar. Kutukan rohani mulai bertaburan, seperti: “Ya Tuhan, ampunilah pengendara di depan yang tidak tahu aturan. Semoga bannya tidak kempes di jalan…Aleluya! ”
Sementara itu saya pun menjadi sangat terganggu dengan suara candaan anak-anak yang duduk di kursi belakang. Dengan suara menggelegar saya berseru, “Diam!!!!” Saya marah. Kekesalan saya memuncak. Sukacita yang beberapa menit lalu memenuhi hati sekarang hilang entah ke mana. Arrggghh…..!
Pernahkah Anda mengalami hal serupa? Tahukah Anda bah-wa perasaan senang/bersemangat (exciting) itu berbeda dengan sukacita (joy)? Perasaan senang itu datang dan pergi tergantung keadaan, perasaan, dan suasana sekeliling kita. Tidak demikian dengan sukacita. Sukacita adalah salah satu buah Roh. Ia da-tang dari kedekatan kita dengan Tuhan. Semakin kita dekat de-nganNya, semakin sukacita itu tinggal tetap dalam hati kita. Sukacita inilah yang membawa kekuatan dan kasih dalam seluruh hidup kita. (Al)

Apakah saya mau bersukacita hari ini ?

Gembala yang baik

Kis 11:1-18
Mzm 42:2-3; 43:3-4
Yoh 10:11-18


Gembala yang baik

Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombana..
- Yoh 10:11

Umumnya, jarang sekali umat yang bersedia dipilih untuk menjadi pengurus baik di lingkungan maupun lingkup paroki. Alasan yang diungkapkan pun terdengar mirip-mirip, seperti belum pantas atau kendala waktu. Kalaupun ada yang akhirnya menjabat posisi itu biasanya bisa seumur hidup ke-cuali kalau pindah rumah.
Hal itu pun kami alami ketika memilih ketua lingkungan baru. Awalnya beliau menolak karena alasan-alasan di atas. Namun setelah kami mengadakan pendekatan, akhirnya beliau bersedia juga.
Ayat di atas mengingatkan saya pada ketua lingkungan baru tersebut. Memang beliau tidak memberikan nyawanya bagi umatnya, namun di tengah badai krisis ekonomi beliau selalu bersedia membantu warganya yang mendapat kesulitan. Sejak masa kepengurusannya, kegiatan baksos pun semakin sering dilakukan sehingga menambah kebersamaan dan keakraban antar warga.
Memang bukan hal yang mudah untuk menjadi seorang gembala yang baik. Bukan hanya soal mengadakan kegiatan untuk umat, tapi hidup doa pun harus semakin baik dan semakin dekat pada Yesus. Karena kita membutuhkan bim-bingan Roh KudusNya agar tahu ke mana kita harus melangkah. (Au)


Siapkah saya untuk menjadi seorang “gembala”?

Bising

Kis 11:19-26
Mzm 87:1-7
Yoh 10:22-30


Bising

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. - Yoh 10:27

“Punya BB gak?”, “Minta Pin BB-nya donk!”, “Nanti saya BBM ya”, “Kok gak pakai BB sih?”. Inilah berbagai paksaan halus yang berbulan-bulan saya dengar sebelum akhirnya saya memutuskan untuk menyerah dan ikut arus memakai BB (singkatan dari Blackberry, sebuah handphone pintar yang sedang populer). Alasan saya melakukan itu adalah karena paksaan halus tersebut datang dari orang-orang muda di komunitas yang saya bina. Saya tidak punya pilihan…
Saya tidak mau memakai alat tersebut karena kuatir. Saya takut alat tersebut menjajah hidup saya. Seperti yang pernah saya lihat di sebuah restoran. Sepasang pasutri dengan dua anak remaja. Baik kedua anak maupun kedua orang tuanya masing-masing sibuk dengan alat kecil di tangan (apalagi kalau bukan BB), tenggelam dalam keasyikannya masing-masing. Waktu keluarga yang seharusnya mendekatkan mereka dengan orang-orang tercinta dirampas oleh berbagai pesan yang terus masuk lewat alat kecil nan canggih itu.
Teknologi bisa menjajah hidup kita. Bangun di pagi hari, hal pertama yang kita lihat adalah pesan di BB atau handphone. Setelah itu kita menyalakan radio atau televisi, kembali berbagai pesan berebutan perhatian kita. Sambil makan pagi, koran pagi mendapatkan kaplingnya juga. Dalam perjalanan ke kantor, penyiar radio mengiringi kita bermacet-ria. Hidup kita begitu bising sehingga kita seringkali tidak mendengarkan suara Tuhan dalam hidup kita. (Jo)

Apakah saya punya waktu mendengarkan Tuhan berbicara?

22 Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin.
23 Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo.
24 Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: ''Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.''
25 Yesus menjawab mereka: ''Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,
26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.
27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
30 Aku dan Bapa adalah satu.''

Jadilah terang

Jadilah terang
Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. - Yoh 12:46

Dunia banyak menawarkan materi dan banyak orang tidak tahan mengatasi silaunya terang duniawi yang mengiurkan. Meskipun sama-sama menawarkan terang, namun perbedaannya sangat mencolok. Yang satu menawarkan terang yang sifatnya sementara, sedangkan satunya menawarkan terang yang sifatnya kekal. Anehnya, sebagian besar orang lebih tertarik pada terang yang dapat dinikmati dengan instan dan hanya untuk sementara.
Saya sangat kewalahan mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak saya. Mereka lebih tertarik membaca novel, komik, atau menonton video daripada meluangkan waktu untuk hal-hal yang bersifat rohani. Kemajuan teknologi sebetulnya dapat dimanfaatkan untuk menggali informasi dan pengetahuan rohani, namun sayang semua itu lebih banyak digunakan untuk membuka situs-situs non rohani atau bermain game on-line.
Setiap hari kita dihadapkan pada keputusan untuk memilih. Dan saya berusaha untuk tidak kalah dalam peperangan melawan daya tarik duniawi. Selain nasehat yang tak pernah berhenti saya sampaikan, saya percaya kuasa doa mampu me-ngubah sesuatu yang gelap menjadi terang. Tidak ada jalan lain kecuali menjaga cara hidup kudus yang berdampak bagi anak-anak dan menjadi teladan dalam perbuatan bagi keluarga, serta tak lupa menjadi terang bagi banyak orang yang hidupnya terikat dalam kegelapan. (Sur)

Apakah hidup saya sudah membawa “terang” bagi banyak orang?

Ketekunan Iman

Kis 5:27-33
Mzm 34:2,9,17-20
Yoh 3:31-36


Ketekunan Iman

Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya. - Yoh 3:36

Dari kutipan ayat di atas, kita baca bahwa mereka yang beroleh hidup kekal adalah yang percaya kepada Yesus. Sedangkan mereka yang tidak akan melihat hidup adalah mereka yang tidak taat kepada Yesus. Ada dua hal yang diungkapkan dalam ayat di atas, yaitu percaya dan tidak taat.
Kata ‘percaya’ diartikan juga dengan taat. Dua hal ini, percaya dan taat kepada Yesus merupakan landasan utama iman kita kepada Yesus. Taat berarti melakukan apa yang diperintahkan Yesus. Kita tidak bisa mempertentangkan bahwa kita diselamatkan hanya oleh kepercayaan kita atau kita diselamatkan karena kita melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan. Keduanya berjalan saling menguatkan.
Kepercayaan akan Yesus menjadi sumber ketaatan saya pada Yesus, dan ketaatan saya pada Yesus menjadi ukuran seberapa saya percaya pada Yesus. Dan diantara keduanya, percaya harus datang lebih dahulu. Kita harus lebih dulu percaya pada Yesus untuk memperoleh hidup kekal. Menjadi percaya pada Yesus bukanlah akhir dari penyelamatan kita, melainkan menjadi awal dari jalan panjang bagi kita untuk dibentuk menjadi orang percaya yang taat. Dari sinilah iman kita diuji, seberapa ketekunan kita untuk terus berusaha mentaatiNya dan untuk menjadi lebih taat lagi kepadaNya. Inilah proses yang disebut pemuridan. Kita membawa orang menjadi murid Yesus dengan membuat mereka percaya pada nama Yesus dan menolong mereka mengenal dan mentaati ajaran Kristus. (Pt)

Pada hari ini, dalam hal apakah saya akan
mentaati / telah menjadi taat kepada Tuhan?

He is the way

1Kor 15:1-8
Mzm 19:2-5
Yoh 14:6-14

He is the way

Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun
yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. - Yoh 14:6

Saya punya seorang teman yang terobsesi menjadi orang kaya dan sukses. Setiap hari dia meluangkan waktunya untuk membaca buku tentang usaha dan cerita orang-orang sukses. Dia tidak segan-segan bertemu dengan orang sukses untuk belajar dari mereka. Karena, teman ini percaya bahwa kunci untuk sukses adalah dengan memberikan waktu dan belajar dari orang sukses serta mengikuti langkah mereka mencapai kesuksesan.
Hari ini kita mendengar perkataan Yesus bahwa Ia adalah jalan menuju kepada Bapa. Maka untuk sampai kepada Bapa, kita harus mengikutiNya. Lalu, apa yang dimaksud dengan mengikuti Yesus? Sama seperti orang yang sedang belajar untuk sukses, yaitu memberikan waktu bersama Yesus dan mengikuti setiap jalan yang Ia ajarkan. Untuk bisa mencapai rumah Bapa, kita perlu belajar semakin mengenal Yesus serta mendengarkan setiap perintahNya.
Sungguh aneh kalau kita bertanya pada seseorang jalan menuju suatu tempat, tapi kemudian kita mengabaikan instruksinya. Yang terjadi adalah kita akan tersesat. Jika kita ingin tiba di tujuan, satu-satunya yang perlu kita lakukan adalah dengan mengikuti petunjuk yang diberikan. Niscaya kita akan sampai di tempat tujuan dengan selamat. (An)



Apakah saya sudah berada di jalan yang benar?

6 Kata Yesus kepadanya: ''Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.''
8 Kata Filipus kepada-Nya: ''Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.''
9 Kata Yesus kepadanya: ''Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;
13 dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
14 Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.''

Sumber Terang

Kis 5:17-26
Mzm 34:2-9
Yoh 3:16-21


Sumber terang

….tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah. – Yoh 3:21

Suatu kali, saya pernah melakukan kesalahan yang berujung pada dosa. Sebenarnya hal ini sudah diketahui oleh orang tua dan sahabat saya, namun saya selalu merasa diri saya tidak pernah salah. Saya merasa apa yang saya lakukan, tidak akan membawa saya pada dosa.
Namun, lama-lama saya menjadi tidak nyaman dengan keadaan seperti ini sehingga terkadang dalam melakukan pelayanan ataupun bekerja, saya tidak bisa konsentrasi penuh. Ditambah lagi muncul pikiran, bagaimana rasanya kalau saya mengaku dosa pada Romo yang sudah satu tim dalam pelayanan. Seperti membuka aib saya sendiri. Bahkan sempat terpikir, lebih baik saya tidak melakukan pelayanan lagi.
Tapi ternyata Tuhan sungguh baik. Suatu ketika, saya diajak oleh Romo tersebut pelayanan keluar kota beserta tim yang lain. Akhirnya, saya memutuskan datang kepada Romo untuk meminta Sakramen Tobat. Puji Tuhan, rasanya hati ini benar-benar “plong” setelah menerima Sakramen Tobat itu.
Lewat bacaan hari ini kita kembali disadarkan, apapun yang membuat kita menjauhkan diri dari Tuhan, tidaklah menghalangiNya untuk tetap mengasihi kita. Bahkan Tuhan tidak pernah jemu-jemu mengasihi kita. Marilah kita yang tidak sempurna ini selalu datang kepada Dia. Sekalipun kita sudah jatuh ke dalam dosa, janganlah hal tersebut menghalangi kita untuk menjauhkan diri dari Tuhan. Percayalah, hanya Dia yang menjadi Sumber Terang bagi hidup kita. (Art)

Tuhan, terima kasih karena Engkau menjadi Sumber Terang bagi hidupku.

16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
20 Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;
21 tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.''

Yang terbaik bagiMu

Kis 3:1-10
Mzm 105:1-4,6-9
Luk 24:13-35


Yang Terbaik BagiMu

Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!
- Kis 3:6

Karena kerinduan yang besar, hingga menjelang kelulusan saya tetap ingin terlibat dalam persekutuan doa kampus. Persekutuan doa ini memang tempat yang mengajarkan saya tentang banyak hal, termasuk kebaikan Tuhan. Jadi rasanya saya tak rela meninggalkan persekutuan ini. Tapi pada akhirnya saya pun tak bisa lagi aktif di persekutuan kampus karena telah lulus dan harus bekerja.
Saat sedang menyusun skripsi, waktu saya banyak tersita. Sangat sulit mencari waktu untuk aktif lagi melayani di persekutuan kampus. Padahal itulah kerinduan terbesar saya saat itu. Tapi karena rasa cinta yang luar biasa pada persekutuan dan terlebih pada Tuhan, saya mengusahakan untuk tetap datang ke persekutuan. Meskipun menjadi umat, ada satu kepuasan yang saya rasakan. Saya tetap bisa menyapa umat yang hadir. Saat itu saya berkata dalam hati, ”Tuhan, untuk saat ini hanya ini yang bisa kulakukan. Tapi ini yang terbaik yang aku miliki sekarang.”
Seperti kata Petrus dalam bacaan hari ini, kita tak harus memiliki emas berlimpah untuk dapat melayani Tuhan. Apapun yang kita miliki saat ini, dapat kita gunakan untuk menyenangkanNya. Lakukan dan berikan yang terbaik untuk Dia. (Ve)


Apa yang telah kita berikan untuk Tuhan?


13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,
14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
17 Yesus berkata kepada mereka: ''Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?'' Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: ''Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?''
19 Kata-Nya kepada mereka: ''Apakah itu?'' Jawab mereka: ''Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,
23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.
24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat.''
25 Lalu Ia berkata kepada mereka: ''Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?''
27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
28 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.
29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: ''Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.'' Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
32 Kata mereka seorang kepada yang lain: ''Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?''
33 Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.
34 Kata mereka itu: ''Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.''
35 Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Memakai topeng

Yes 50:4-9a
Mzm 69:8-10,21-22,31,33-34
Mat 26:14-25


Memakai Topeng

Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya:
''Bukan aku, ya Rabi?” - Mat 26:25

Saya bertanya-tanya mengapa kata-kata Yudas di atas dicatat dalam Alkitab. Mungkin untuk mengingatkan kita semua, karena sebagai manusia kita pintar bersandiwara. Kita memakai topeng di hadapan orang lain.
Kita memakai topeng keramahan ketika bertemu orang-orang penting. Mungkin dalam hati kita tidak menyukai mereka. Tapi karena mereka atasan kita, maka kita memakai topeng keramahan. Beberapa orang bahkan memakai topeng 'mencari
muka'. Kita memakai topeng persahabatan di depan beberapa teman. Padahal mungkin di belakang mereka, kita membicarakan kekurangan mereka. Bahkan mungkin mengajak orang ikut menjelekkan mereka.
Sayangnya, di hadapan Allah yang Maha Tahu, kita sering lupa melepaskan topeng kita. Kita mengenakan topeng 'anak baik'. Padahal dalam hidup sehari-hari, enggan bertobat dari dosa dan mengubah cara hidup yang tidak berkenan di mata Tuhan. Apakah Tuhan bisa kita tipu dengan topeng kita? (Jo)


Marilah datang dengan jujur kepada Tuhan!

14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala.
15 Ia berkata: ''Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?'' Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.
17 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: ''Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?''
18 Jawab Yesus: ''Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.''
19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.
20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu.
21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: ''Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.''
22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: ''Bukan aku, ya Tuhan?''
23 Ia menjawab: ''Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.
24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.''
25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: ''Bukan aku, ya Rabi?'' Kata Yesus kepadanya: ''Engkau telah mengatakannya.''

Pelit Ilmu

Yeh 37:21-28
MT Yer 31:10-13
Yoh 11:45-56


Pelit ilmu

Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya..
- Yoh 11:48

Bidang pekerjaan saya sebagai spesialis, memberi saya banyak kesempatan untuk bertemu berbagai macam orang dalam tim proyek. Spesialis berarti tidak semua orang bisa terjun dalam bidang ini. Ada sebagian orang yang ‘pelit ilmu’ dan tidak mau mengajarkan junior atau teman-teman setim, mungkin karena takut tersaingi. Mereka hanya menjawab seadanya dan seperlunya saja. Tapi ada seorang senior yang sangat sering membantu, dan jika ditanya, ia akan menjawab panjang lebar.
Sekali waktu saya bertanya apa ia tidak takut tersaingi oleh yang lain. Dia menjawab: “Kenapa harus takut? Kalau pelit, nanti saya sendiri yang susah. Tim jadi tidak bisa membantu banyak. Kalau kita pelit menjawab, bisa jadi orang berpikir kita kurang menguasai. Jadi tenang saja, soal saingan dan rejeki, Tuhan yang atur.”
Seringkali kita merasa kuatir dan takut tersaingi, bahkan tidak jarang yang merasa skeptis terhadap orang lain. Kekuatiran ini sama seperti yang dimiliki orang Farisi. Mereka kuatir Yesus akan menyaingi popularitas mereka di kalangan Yahudi, bahkan mereka dibutakan sehingga menyalah-artikan peringatan Kayafas. Peringatan itu diputar-balikkan seolah Kayafas mengijinkan mereka membunuh Yesus. Lihatlah, betapa besarnya efek negatif dari iri hati. (Ch)


Apakah saya merasa iri dan takut tersaingi?

45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.
46 Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu.
47 Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: ''Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat.
48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.''
49 Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: ''Kamu tidak tahu apa-apa,
50 dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.''
51 Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu,
52 dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.
53 Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.
54 Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya.
55 Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu.
56 Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain: ''Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?''

Orang pilihan

Yes 42:1-7
Mzm 27:1-3,13-14
Yoh 12:1-11


Orang pilihan

Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia
Ia akan menyatakan hokum. - Yes 42:3

Saya pernah melakukan suatu kesalahan besar. Dan waktu itu saya berpikir bahwa Tuhan akan menghukum saya, sehingga saya tidak akan melakukan pelayanan lagi. Tepatnya saya akan berdiam diri di rumah, karena saya mau menanggung resiko atas kesalahan yang sudah saya buat.
Namun dugaan saya salah besar. Setelah saya menerima sakramen tobat, justru saya banyak mendapatkan tugas pelayan-an. Dan hal inilah yang membuat saya merasakan bahwa ter-nyata Tuhan Yesus masih amat sangat mengasihi saya.
Ayat di atas sungguh menjadi kekuatan bagi saya. Seperti sahabat saya mengatakan, ”Tuhan memang benci dosa, tapi Dia sangat mengasihi orang berdosa yang mau bertobat.” Walau terkadang kita jatuh bangun dalam kehidupan rohani kita, namun ternyata Tuhan masih mau menghadirkan orang-orang yang mengasihi kita, yang mau menerima kita apa adanya.
Bacaan dalam kitab Yesaya menceritakan bagaimana sayangnya Tuhan Yesus kepada kita. Kita ini adalah orang-orang pilihan yang ditugaskan dalam karya penyelamatanNya. Jangan pernah mundur dari pelayanan kita, sekalipun kita sering melakukan kesalahan. Karena Tuhan Yesus tidak pernah melihat kesalahan kita. Tapi Dia melihat kedalaman hati kita yang sungguh-sungguh mau melayani Dia. So…tunggu apa lagi? Jangan lewatkan kesempatan berharga ini. Mari kita terus semangat dalam melayani Dia! (Art)

Terima kasih Tuhan, karena saya adalah orang pilihanMu
yang sangat Engkau sayangi.

1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.
2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.
3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata:
5 ''Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?''
6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
7 Maka kata Yesus: ''Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.
8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.''
9 Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati.
10 Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga,
11 sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus. a

Ketidaksetiaan

Yes 49:1-6
Mzm 71:1-6ab,15,17
Yoh 13:21-33,36-38


Ketidak-setiaan

Nyawamu akan kauberikan bagiKu?
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok,
engkau telah menyangkal Aku tiga kali. - Yoh 13:38

Berulang kali saya mengingatkan anak saya untuk menulis dengan lebih rapi. Setiap kali saya bicara padanya, ia selalu mengatakan ya. Tapi hasilnya tetap sama saja. Sampai saya mulai bosan dan ragu apakah dia bisa memperbaiki tulisannya.
Ketika saya berpikir lebih jauh tentang hal ini, saya merasa terusik. Karena hal yang sama terjadi pula pada diri saya. Di saat saya masuk ke ruang pengakuan, berulang kali saya mengakukan dosa yang sama dan memohon pengampunan serta berjanji untuk tidak mengulangi lagi. Tapi nyatanya, seringkali saya jatuh dalam dosa yang sama. Terkadang saya jadi bertanya-tanya, apakah Tuhan bosa mendengar dosa-dosa saya? Namun saya tahu, Dia tidak pernah bosan untuk mengingatkan saya sekaligus mengampuni saya.
Sekalipun kita tidak setia pada Tuhan, akan tetapi Tuhan menunjukkan kesetiaanNya pada kita. Dengan tidak jemu-jemu Dia mengampuni dosa kita, bahkan dosa yang sama secara berulang-ulang.
Semoga dengan rahmat Tuhan saya dimampukan juga untuk selalu memaafkan anak saya yang seringkali gagal dalam usahanya menulis dengan lebih rapi. (An)


Apakah saya mampu mengampuni orang yang berulang kali menyakiti saya?

21 Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: ''Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.''
22 Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya.
23 Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
24 Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: ''Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!''
25 Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: ''Tuhan, siapakah itu?''
26 Jawab Yesus: ''Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.'' Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.
27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: ''Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.''
28 Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.
29 Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin.
30 Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.
31 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: ''Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
32 Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.
33 Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.
34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.''
36 Simon Petrus berkata kepada Yesus: ''Tuhan, ke manakah Engkau pergi?'' Jawab Yesus: ''Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.''
37 Kata Petrus kepada-Nya: ''Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!''
38 Jawab Yesus: ''Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.''

Sumber sukacitaku

Yeh 47:1-9,12
Mzm 46:2-3,5-6,8-9
Yoh 5:1-16


Sumber sukacitaku

..sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. .. - Yeh 47:9

Judul dari kutipan teks diatas adalah “Sungai yang keluar dari Bait Suci”. Bait Suci adalah sumber yang kudus, apa yang keluar dari sana memberikan banyak berkat bagi sekitarnya. Apakah sumber hidup kita? Jika Tuhan Yesus yang menjadi sumber hidup kita, maka kita juga harus bisa menjadi berkat bagi banyak orang di sekitar kita.

Pagi itu suasana sangat sejuk, saya mengendari motor dengan santai di sisi kiri jalan. Menyenangkan sekali menikmati suasana pagi, hati tenang dan damai. Tapi tiba-tiba saja ada mikrolet dari jalur kanan, langsung memotong dan mengambil jalur kiri. Ciittt....refleks tangan langsung mengerem, hampir saja saya menabrak mikrolet tersebut. Detik itu juga suasana hati langsung berubah 180 derajat. Tidak ada lagi damai. Yang ada hanya marah dan kesal terhadap supir mikrolet itu. Saya mengomel dalam hati: “Aaahh...orang ini membuat hari saya menjadi tidak menyenangkan. Menyebalkan sekali.

Tapi tiba-tiba hati kecil saya berkata, apakah sumber sukacita saya ditentukan oleh supir mikrolet ini? Saya tidak mau sukacita saya ditentukan oleh supir mikrolet. Saya yang harus menentukan sendiri suasana hati saya. Saya berdoa, minta Tuhan berikan damai serta sukacita, menggantikan amarah dan kekesalan yang ada. Jangan sampai sisa hari itu menjadi tidak menyenangkan hanya karena ulah seorang supir mikrolet. Dan saya pun berdoa agar supir mikrolet itu lebih hati-hati dalam mengemudi, jangan sampai ada yang menjadi korban karena perbuatannya. (Dn)

Apakah Tuhan sudah menjadi sumber sukacita saya?

1 Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem.
2 Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya
3 dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.
4 Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya.
5 Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: ''Maukah engkau sembuh?''
7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: ''Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.''
8 Kata Yesus kepadanya: ''Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.''
9 Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.
10 Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: ''Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu.''
11 Akan tetapi ia menjawab mereka: ''Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.''
12 Mereka bertanya kepadanya: ''Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?''
13 Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu.
14 Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: ''Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.''
15 Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia.
16 Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.

Frustasi lagi?

Yes 65:17-21
Mzm 30:2,4-6,11-12a,13b
Yoh 4:43-54


Frustasi Lagi?

Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati
di negerinya sendiri. - Yoh 4:44

Ada pembaca yang mungkin senang dengan angka ayat di atas karena memudahkan untuk diingat. Tetapi mungkin ada juga yang tidak suka karena kepercayaan tradisi.

Demikian juga halnya dengan pesan seorang nabi. Ada orang yang menyambut kebenaran yang diwartakannya de-ngan suka, tetapi ada juga yang menolaknya dengan amarah. Ini dikarenakan kebenaran selalu menuntut kita untuk meres-ponsnya secara tegas. Menerima atau menolak, ya atau tidak, benar atau salah, hitam atau putih. Kita tidak bisa berkompromi untuk memilih abu-abu, bahkan kita juga tidak bisa berkompromi dengan hanya berdiam diri dan tidak menentukan pilihan. Tuhan menuntut kita untuk bersikap, percaya kepadaNya atau tidak.

Sebagai pengikut Yesus, kita juga dipanggil untuk menjadi saksi kebenaranNya. Kita harus siap menghadapi dua macam tanggapan ini, terkadang ada yang mau menerima kesaksian kita, tetapi ada kalanya orang menolak kesaksian kita. Karena itu, sekalipun kita ditolak, itu adalah hal yang wajar. Bukankah Yesus sendiri pun mengalami ditolak? Kesaksian kita menjadi penuh ketika orang memberikan tanggapan dengan mengimani Yesus. Sebelum sampai pada titik ini, kita masih harus terus bersaksi pada orang tersebut. (Pt)

Apakah saya sering menjadi frustasi dalam memberikan
kesaksian tentang Yesus?

43 Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea,
44 sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri.
45 Maka setelah Ia tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu.
46 Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit.
47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati.
48 Maka kata Yesus kepadanya: ''Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.''
49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: ''Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.''
50 Kata Yesus kepadanya: ''Pergilah, anakmu hidup!'' Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.
51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup.
52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: ''Kemarin siang pukul satu demamnya hilang.''
53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: ''Anakmu hidup.'' Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya.
54 Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.

Buta

1Sam 16:1b,6-7,10-13a
Mzm 23:1-6
Ef 5:8-14
Yoh 9:1-41


Buta

Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta? - Yoh 9:2

Beberapa tahun lalu ketika saya berkarya sosial dalam lintas agama, seorang ibu petani berkata pada saya: “Dosa apa ya bu, kok putri saya buta sejak lahir?” Kala itu saya berusaha menghibur dan ketika ada kesempatan pengobatan ke Jakarta, kami pun membawa mereka serta. Saat itu putrinya berusia 10 tahun, dan tak pernah melihat dunia.

Ternyata dokter mendiagnosa bahwa putrinya menderita katarak sejak dalam kandungan. Dan bola matanya menjadi longgar akibat dia berusaha mencari terang dalam gelap. Setelah pemeriksaan syarat operasi, putrinya pun dinyatakan bisa mendapatkan operasi mata secara khusus.

Setelah tiga hari, kami menantikan waktu untuk membuka kain kasa matanya dengan hati berdebar. Kami sungguh berharap matanya bisa sembuh. Ketika kain kasanya dibuka, ia berteriak kaget. Tapi sesaat kemudian, ia berseru kegira-ngan karena untuk pertama kalinya ia melihat ibunya.

Tuhan tidak hanya memberi kita mata jasmani, tapi juga mata hati yang tajam. Agar kita dapat melihat dengan benar dan jernih, untuk menolong dan menyelamatkan orang lain. (Lid)

Tuhan, beri saya rahmatMu agar saya dapat melihat
dengan jeli dalam kebenaranMu.


1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: ''Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?''
3 Jawab Yesus: ''Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.
5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.''
6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
7 dan berkata kepadanya: ''Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.'' Siloam artinya: ''Yang diutus.'' Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.
8 Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: ''Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?''
9 Ada yang berkata: ''Benar, dialah ini.'' Ada pula yang berkata: ''Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.'' Orang itu sendiri berkata: ''Benar, akulah itu.''
10 Kata mereka kepadanya: ''Bagaimana matamu menjadi melek?''
11 Jawabnya: ''Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat.''
12 Lalu mereka berkata kepadanya: ''Di manakah Dia?'' Jawabnya: ''Aku tidak tahu.''
13 Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi.
14 Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat.
15 Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: ''Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.''
16 Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: ''Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.'' Sebagian pula berkata: ''Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?'' Maka timbullah pertentangan di antara mereka.
17 Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: ''Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?'' Jawabnya: ''Ia adalah seorang nabi.''
18 Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya
19 dan bertanya kepada mereka: ''Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?''
20 Jawab orang tua itu: ''Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta,
21 tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri.''
22 Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan.
23 Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: ''Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri.''
24 Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya: ''Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa.''
25 Jawabnya: ''Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.''
26 Kata mereka kepadanya: ''Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?''
27 Jawabnya: ''Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?''
28 Sambil mengejek mereka berkata kepadanya: ''Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa.
29 Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang.''
30 Jawab orang itu kepada mereka: ''Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku.
31 Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya.
32 Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta.
33 Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.''
34 Jawab mereka: ''Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?'' Lalu mereka mengusir dia ke luar.
35 Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: ''Percayakah engkau kepada Anak Manusia?''
36 Jawabnya: ''Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya.''
37 Kata Yesus kepadanya: ''Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!''
38 Katanya: ''Aku percaya, Tuhan!'' Lalu ia sujud menyembah-Nya.
39 Kata Yesus: ''Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta.''
40 Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: ''Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?''
41 Jawab Yesus kepada mereka: ''Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu.''

Musuh terselubung

Hos 6:1-6
Mzm 51:3-4,18-19-21ab
Luk 18:9-14


Musuh Terselubung

Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. - Luk 18:13

Renungan hari ini menyita perhatian saya. Sebuah pertanyaan mengusik. Apakah saya rendah hati? Saya memang tidak som-bong. Tidak memamerkan kekayaan (itu karena memang saya tidak punya apa-apa). Apalagi menghina orang lain, saya yakin saya bukan orang seperti itu. Namun saat saya dikritik oleh seorang staf di kantor, perasaan tersinggung dan tidak terima menjadi lebih dominan. Memang dia siapa? Bukannya saya tidak bisa dikritik, tapi caranya donk…. Saya kan juga manusia, punya perasaan.
Hari berikutnya saya dikritik lagi. Kali ini dengan cara yang lebih tepat. Namun tetap saja saya merasa kata-katanya me-nyakitkan hati. Mestinya, dia belajar dulu cara mengkritik orang lain. Dan hari ini dengan cara yang sangat halus saya dikritik lagi. Saya rasa tidak ada cara yang lebih halus lagi dari itu. Namun toh tetap saja saya tidak bisa terima. Mestinya, dia tahu waktu yang tepat untuk mengkritik.
Ternyata harga diri adalah salah satu musuh terselubung ke-rendahan hati. Musuh yang lainnya lagi adalah luka batin. Musuh-musuh ini terkadang bersembunyi namun di saat yang tepat mereka keluar dan menyerang kita. Berhati-hatilah terhadap mereka.
Tuhan akan mengajar kita rendah hati saat kita semakin dekat dan dalam mengenal Dia. Ia akan memperlihatkan kepada kita betapa rapuh dan tidak ada apa-apanya kita di hadapanNya. Ia akan terus membentuk kita sampai kita berkata, “Ya Allah, ka-sihanilah aku orang berdosa ini.” (Al)

Apakah saya masih mempunyai luka batin yang menghambat pertumbuhan saya?

9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:
10 ''Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.''

Menyembah Tuhan

Hos 14:2-10
Mzm 81:6c-11ab,14,17
Mrk 12:28b-34


Menyembah “Tuhan”?

Asyur tidak dapat menyelamatkan kami…kami tidak akan berkata lagi:
Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. - Hos 14:3

Di jaman sekarang ini, banyak orang tidak lagi menempatkan Tuhan sebagai prioritas dalam hidupnya. Ada yang merasa perlu berdoa hanya ketika tidak merasa malas atau sedang butuh sesuatu. Ada juga yang lebih senang nonton TV daripada berdoa pada malam hari sebelum tidur. Ada juga yang menghabiskan waktunya untuk mencari uang atau bermain internet sampai lupa waktu.
Semua ini merupakan bentuk berhala yang kita prioritaskan daripada Tuhan. Kita jadi terobsesi dengan apa yang kita sukai. Hobi, kekayaan, hiburan, kemalasan, dan masih ba-nyak lagi. Dan semua ini membuat kita semakin jauh dari Tuhan. Sebaliknya semakin mendekatkan kita pada barang, aktivitas, atau hal lain yang merupakan ciptaanNya.
Berhala jaman sekarang justru terlihat lebih atraktif daripada saat jaman Perjanjian Lama. Iblis pun makin pintar dalam menjatuhkan manusia.
Kita harus selalu waspada dan belajar untuk selalu menempatkan Tuhan lebih dari apapun setiap saat. Walau terkadang banyak hal membutuhkan perhatian kita, tapi kita harus ber-usaha menyempatkan diri untuk datang kepadaNya.
Tuhan ingin kita menyembahNya dengan segenap diri kita. Tak ada yang lain selain daripada Tuhan sendiri yang patut diutamakan. Marilah kita menempatkan Dia sebagai prioritas hidup kita. (Alw)
Adakah hal-hal yang menjadi berhala dalam hidup saya?
Bagaimana agar saya dapat memprioritaskan Tuhan?


28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: ''Hukum manakah yang paling utama?''
29 Jawab Yesus: ''Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.''
32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: ''Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.''
34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: ''Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!'' Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

All out

Sir 35:1-12
Mzm 50:5-8,14,23
Mrk 10:28-31


All out

Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!
- Mrk 10:28

I’m all out of love, I’m so lost without you
I know you were right, believing so long
I’m all out of love, what am I without you
I can’t be too late to say that I was so wrong
Anda kenal lirik lagu di atas? Kidung yang mengisahkan seseorang yang mencurahkan perasaannya secara habis-habisan kepada sang kekasih. All out.

Perikop Injil hari ini bertutur bahwa seringkali kita merasa sudah melakukan banyak hal baik bagi Tuhan. Namun sering-kali kita ciut bila Tuhan menantang kita untuk memberikan harta kita kepada sesama yang membutuhkan. Lihat saja, kita bangga bila dapat membeli handphone canggih seharga satu juta rupiah. Namun mengapa satu juta rupiah yang sama terasa berat sekali bila berpindah tempat ke dalam kantong kolekte mingguan.

Jika kita berhasil lulus dalam satu tantangan, Tuhan akan memberikan tantangan yang baru. Begitu seterusnya. Mung-kin kita protes dan mengeluh seperti Rasul Petrus, apa sih maunya Tuhan?
Sahabat, Yesus sendiri sudah membuktikan pada kita, Ia begitu habis-habisan mengasihi kita hingga di atas kayu salib. Sebaliknya, apakah kita sudah cukup habis-habisan mencintai Tuhan dan setia kepadaNya? Bukan dengan cara yang luar biasa. Namun lewat hal-hal biasa dalam kehidupan sehari-hari, adakah kasih dalam tutur kata dan perbuatan kita? (Lie)

Sudahkah saya ’all out’ dalam mengasihi Tuhan?

28 Berkatalah Petrus kepada Yesus: ''Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!''
29 Jawab Yesus: ''Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya,
30 orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.
31 Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.''

Hati Seorang Bapa

Dan 3:25,34-43
Mzm 25:4-9
Mat 18:21-35


Hati Seorang Bapa

Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu,
apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu
dengan segenap hatimu. - Mat 18:35

Kalimat terakhir yang saya dengar dari papa saya saat dia masih hidup adalah bahwa ia mengasihi kami semua tujuh bersaudara dengan kasih yang sama dan tidak menomorduakan satu pun dari antara kami. Dan ia meminta agar saya juga bisa mengasihi saudara-saudari saya seperti itu. Dan kalau saya mengasihi saudara saya, anggaplah saya melakukannya terhadap papa.
Tentu saja kalimat ini merupakan gaung dari perkataan Yesus sendiri. Saya tidak terlalu memahami perkataan papa saya ini sampai saat saya mempunyai dua orang anak. Ketika saya memarahi anak saya yang kecil, kakaknya tiba-tiba menangis dan memohon agar saya tidak memarahi adiknya karena ia masih terlalu kecil. Tentu saja hati saya tersentuh sekali dengan perkataan si kakak. Demikian juga hati Tuhan, jika kita mendoakan orang lain agar Tuhan mau mengampuni mereka.
Hati kami sebagai orang tua juga sangat tersentuh oleh orang-orang yang menunjukkan kasih pada anak-anak kami. Hal itu memberikan kesan yang lebih dalam daripada jika kasih itu ditunjukkan kepada kami. Jika kita mengampuni sesama kita, ini akan sangat menyentuh hati Allah dan ia akan sangat berkenan pada kita, karena dengan melakukannya kita bukan saja telah menunjukkan kasih pada anakNya yang lain, tetapi kita juga menunjukkan bahwa kita mewarisi sifat Allah, yaitu maha pengampun. (Pt)
Apakah saya menyadari bahwa sesama saya
adalah saudara/saudari saya di dalam Tuhan?

21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: ''Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?''
22 Yesus berkata kepadanya: ''Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
33 Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.''

Anak Manja

2Raj 5:1-15a
Mzm 42:2-3; 43:3-4
Luk 4:24-30


Anak manja

Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka,
melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat. - Luk 4:26

Yesus sekali lagi membuat orang-orang Yahudi naik pitam. Lazim di jaman itu, orang Yahudi menganggap diri mereka bangsa pilihan, karenanya mereka adalah anak emas Allah. Yesus menunjukkan bahwa mereka bukanlah anak emas Allah. Bahwa semua orang adalah sama di mata Allah. Bahkan seorang janda di Sarfat (yang bukan orang Yahudi), justru begitu istimewa karena iman dan pengorbanannya.
Banyak orang yang menyebut diri sebagai pengikut Kristus juga merasa diri mereka adalah anak emasnya Tuhan, sehingga layak mendapat perlakuan istimewa. Mereka minta dimanja. Luput dari segala masalah, bahkan dari masalah yang disebabkan oleh kesalahannya sendiri. Diampuni kalau berdosa, bahkan dari dosa yang mereka buat dengan sadar. Mereka menganggap Tuhan bukan sebagai Bapa yang ingin mendidik anakNya, melainkan lebih sebagai Santa Klaus yang selalu siap memberikan hadiah kapan saja diminta.
Sesungguhnya yang membuat kita anak emas bukannya status kita sebagai orang Kristiani, melainkan bakti kita kepada Tuhan. Iman dan pengorbanan, serta relasi yang intim dengan Tuhan yang kita sembah. Kita menjadi anak bukan supaya dimanja, namun supaya kita menerima keselamatan kekal.

Apakah saya minta dimanja oleh Tuhan?

24 Dan kata-Nya lagi: ''Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.
25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.
27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.''
28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.
29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

Demi Gengsi

Yes 1:10,16-20
Mzm 50:8-9,16-17,21,23
Mat 23:1-12


Demi Gengsi

Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud
supaya dilihat orang. - Mat 23:5

Coba renungkan berapa banyak hal yang kita lakukan supaya dilihat dan dipuji orang! Kita berdandan dan memakai pakaian yang bagus-bagus, sepatu berhak tinggi (yang me-nyakitkan kaki), memakai korset demi menyembunyikan lemak di perut (yang juga sangat menyakitkan), semuanya demi dilihat dan dipuji orang. Mobil yang kita pakai seringkali kita pilih demi gengsi alias demi dipuji dan dilihat orang. Rumah kita didekor sedemikian rupa supaya dipuji tamu yang berkunjung. Urusan gengsi memang tidak terpisahkan dari hidup kita.
Sayangnya seringkali urusan gengsi pun masuk ke dalam urusan relasi dengan Tuhan. Di hadapan orang, kita menampilkan diri dan dipandang sebagai sosok teladan bagi orang Katolik. Aktif di paroki. Donatur bagi Gereja. Ketua panitia ini-itu. Namun semua hanya demi gengsi agar punya nama baik dan dipuji orang. Padahal hati ini jauh dari Tuhan. Kelakuan kita juga tidak mencerminkan ajaran Yesus. Pikiran dan niat hati selalu jahat kepada orang lain.
Yesus mengingatkan, bahwa Tuhan melihat yang tersembunyi. Orang lain boleh mencap kita sebagai orang yang saleh. Namun Tuhan tahu apa yang kita sembunyikan dari orang lain. Yesus bukan ingin menghakimi kita. Namun Yesus menginginkan kita sadar bahwa kita tidak bisa sembunyi di hadapanNya, dan mau mengubah hidup kita. (Jo)

Apakah saya sudah jujur di hadapan Tuhan?

1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
2 ''Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.
9 Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Mengubah Perkatan Anda, Mengubah Hidup Anda

MENGUBAH PERKATAAN ANDA, MENGUBAH HIDUP ANDA


Seseorang bertanya pada saya, “Bo, saya ingin mengubah hidup saya. Saya berdoa. Saya membaca Alkitab. Saya menghadiri persekutuan doa. Apa lagi yang dapat saya lakukan?”

Saya katakan pada orang itu, “Jika Anda ingin mengubah hidup Anda, ubahlah perkataan Anda.” Saya percaya bahwa jika Anda mengubah perbendaharaan kata Anda, Anda mengubah kisah hidup Anda.

Hanya segelintir orang yang mengerti hal ini: Perkataan Anda mempunyai kekuatan fisik. Mereka berdampak terhadap hidup Anda. Mereka berdampak terhadap tubuh Anda. Mereka berdampak terhadap orang-orang di sekitar Anda. Mereka berdampak terhadap dunia Anda.


"Bagaimana Membesarkan Seorang Anak Jenius"

Beberapa hari lalu, seorang teman datang pada saya dan bertanya, “Bo, bagaimana kamu membesarkan Bene untuk menjadi seorang jenius? Bukumu berikutnya seharusnya, Bagaimana Membesarkan Seorang Anak Jenius.”

Saya percaya anak saya sungguh seorang jenius.

Ia menulis sebuah blog ketika berusia 9 tahun, menulis sebuah rubrik di majalah pada usia 8, menjadi seorang pembawa acara di usia 7, dan memulai sebuah bisnis di usia 5 tahun. Hari ini, ia dapat membaca sebuah buku yang tebal dalam satu hari.

Saya akan ceritakan pada Anda bagaimana membesarkan seorang jenius.

Pertama-tama, ayahnya haruslah seorang jenius. (Peringatan: Terkadang, ia menjadi tidak waras juga.)

Hanya bercanda.

Satu alasan mengapa putera saya seorang jenius? Karena saya mengatakan hal itu kepadanya. Karena kekuatan dari kata-kata.

Sejak ia masih bayi, saya mengatakan padanya, “Kamu seorang jenius.”

Ketika ia masih sangat kecil, dan ibunya memegang tangannya yang kecil dan bernyanyi, “Tutup, buka, tutup, buka,” dan ia mengikuti ibunya…saya berteriak padanya, “Kamu seorang jenius!”

Sekarang, saya tahu bahwa 99,99% dari semua bayi bisa melakukan itu, tapi saya tidak perduli. Bagi saya, bayi saya adalah seorang jenius.

Ketika Bene masih anak-anak, dan ia dapat mengambil sebuah buku dan membuka sebuah halaman, saya berteriak padanya, “Kamu seorang jenius!” Sekalipun jika buku itu terbalik dan yang ia lakukan hanya membuat halaman buku itu basah oleh liurnya. Itu tidak masalah. Bagi saya, ia tetap adalah putera saya yang jenius.

Itulah kekuatan dari perkataan kita…


"Memerintah Dunia"

Mari saya bacakan bagi Anda sebuah kisah favorit saya dalam Alkitab.

Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Marilah kita bertolak ke seberang…” (Markus 4:35)

Pergi ke seberang danau bukanlah keinginan para murid.

Itu adalah keinginan Yesus.

Para murid tidak mengatakan, “Yesus, mari pergi ke seberang danau!” Yesuslah yang mengatakan itu pada mereka.

Saya merasa hal ini patut diperhatikan. Anda lihat, banyak orang berpikir bahwa karena Tuhan sedang menuntun mereka, Ia akan membuat kita terhindar dari semua badai.

Itu tidak benar.

Inilah kebenarannya: Terkadang, Tuhan akan membawa Anda masuk ke dalam suatu badai.

Karena badai itu baik.

Badai mengguncang Anda. Dan guncangan itu baik.

Guncangan menyingkirkan keangkuhan Anda. (Ini adalah para nelayan berpengalaman. Mereka telah melewati cuaca yang keras. Namun pada hari ini, para nelayan ini berteriak, “Tolong! Kami akan mati!”)

Guncangan menyingkirkan kepuasan Anda terhadap diri sendiri.

Guncangan memaksa Anda bertumbuh.

Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu dimana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. (Markus 4:36-38a)

Dunia batin akan selalu mengendalikan dunia luar. Di dalam dunia batin Yesus, tidak ada badai. Yang ada hanya ketenangan.

Jangan takut terhadap badai di sekeliling Anda. Merasa takutlah terhadap badai di dalam diri Anda. Rasa stres. Tekanan. Kekuatiran. Saya mendorong Anda untuk menyerahkan semua itu kepada Tuhan.

Maka murid-muridNya membangunkan Dia dan berkata kepadaNya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. (Markus 4:38b-39)

Saya ingin berfokus pada kata “menghardik”.

Kata-kata punya kuasa. Kata-kata menciptakan alam semesta ini.

Dalam Mazmur 33:6 (Terjemahan sehari-hari) dikatakan, Tuhan memberi perintah, maka langit tercipta; matahari, bulan dan bintang dijadikan oleh sabdaNya.

Segala sesuatu dimulai dari Firman. Alkitab mengatakan, “Pada mulanya adalah firman.” Dengan cara yang sama, perkataan Anda memiliki kekuatan mencipta.


“Minta Spaghetti Bau Dan Air Berpasir!”

Bayangkan seorang pria pergi ke sebuah restoran.

Ia memilih sebuah meja dan duduk.

Ketika pelayan bertanya apa yang ia inginkan, ia berkata, “Saya ingin pesan sepiring spaghetti yang bau, dengan cacing di atasnya; semangkuk sup yang tengik dengan sejumlah lalat berenang di dalamnya, dengan gaya punggung (Catatan: Bukan gaya bebas, bukan gaya dada. Hanya gaya punggung!); dan segelas air dari kloset, dengan UFO – benda mengapung yang tidak dikenal – di dalamnya.”

Pelayan terkejut. Ia bertanya, “Tuan, Anda yakin?”

“Itulah yang saya inginkan!” teriak pria itu.

Pelayan itu menggelengkan kepalanya dan berjalan kembali ke dapur.

Setelah beberapa waktu (memerlukan waktu lama untuk mengumpulkan apa yang diminta), ia membawakan pria itu makanan yang dipesannya.

Pria itu meringis saat ia melihat pada makanan menjijikkan di atas meja dan berkata, “Yaaaakkkk!”

Pelayan itu menggaruk kepalanya, dan berkata, “Tapi Tuan, itulah yang Anda pesan.”


"Arti Dari Cerita Gila Ini"

Inilah kebenarannya: Hidup adalah sebuah restoran besar.

Dan Anda adalah tamunya.

Dan alam semesta adalah pelayannya.

Semua ciptaan Tuhan sedang menanti pesanan Anda.

Apa yang Anda inginkan?

Sebagian besar dari apa yang Anda alami dalam hidup Anda merupakan hasil dari apa yang Anda pesan.

Dan dengarkan saya: Anda memesan lewat perkataan Anda. (Anda juga memesan lewat pikiran dan tindakan Anda, tapi itu artikel yang lain nanti!)

Apa yang biasanya Anda ucapkan?
- Tentang finansial Anda?
- Tentang kesehatan Anda?
- Tentang keluarga Anda?
- Tentang relasi Anda?

Persis seperti pria ini, banyak orang mengucapkan hal-hal yang mengerikan tentang diri mereka sendiri, tentang masa depan mereka, tentang hidup mereka, mereka memesan hal-hal mengerikan ini!


"Kutukan Dari Pembicaraan Negatif"

Saya tahu banyak orang yang mengatakan secara berulang-ulang…
- “Saya tidak akan pernah berhasil.”
- “Saya akan selalu miskin.”
- “Nenek saya meninggal karena kanker. Ibu saya meninggal karena kanker. Mungkin saya akan meninggal karena kanker juga.”
- “Anak-anak saya tidak baik. Mereka tidak pernah berarti apa-apa.”
- “Oh celakalah saya. Hidup saya bagaikan sebuah telenovela. Hidup saya merupakan satu seri percobaan yang tiada habisnya.”

Ketika orang mengatakan hal-hal ini, sebenarnya mereka sedang memesan hal-hal mengerikan ini dari alam semesta lebih banyak lagi.
Tidakkah Anda perhatikan?

Orang yang mengeluh mendapat lebih banyak dari apa yang mereka keluhkan.

Ketika Anda mengeluh tentang masalah Anda, Anda sedang meminta “lebih banyak” dari masalah Anda.

Karena itulah kekuatan dari perkataan Anda.


"Ketika Saya Bertemu Seorang Skeptis"

Suatu hari, saya memberi kotbah ini dan seorang pria menghampiri saya dan berkata, “Bo, dengan segala hormat, saya tidak setuju dengan Anda. Saya tidak membeli sihir tentang kata-kata ini. Kata-kata itu murah. Kata-kata bukan apa-apa. Perkataan saya tidak mempengaruhi saya sama sekali!”

Maka saya katakan padanya, “Kalau begitu Anda adalah seorang sukarelawan yang sempurna untuk sebuah percobaan besar yang sedang saya lakukan.”

“Percobaan apa?” tanyanya.

“Saya akan membayar Anda dua juta Rupiah, jika selama 10 hari ke depan, Anda akan mengatakan, dengan emosi dan keyakinan, ‘Saya menderita kanker stadium akhir! Saya menderita kanker stadium akhir!’”

Tiba-tiba, mukanya berubah pucat dan berkata, “Ah, saya sibuk.”
Percayalah, tak seorang pun akan menerima tawaran saya.
Karena jauh di dalam hati, kita tahu bahwa perkataan kita sangat berkuasa.

"Anda Dapat Mengarahkan Layar Anda"

Perkataan Anda mempunyai dua jenis kekuatan.

Pertama, perkataan Anda mempunyai kuasa atas diri Anda.

Kedua, perkataan Anda mempunyai kuasa atas dunia Anda.

Kekuatan pertama mudah dimengerti.

Jim Rohn berkata, “Anda tidak dapat mengubah arah angin, tapi Anda dapat mengubah arah layar Anda.”

Saya belajar sesuatu yang mengejutkan tentang perahu layar.

Tahukah Anda bahwa perahu layar dapat berlayar melawan angin?

Jika angin mendorong perahu layar ke arah ia ingin berlayar, itu bagus. Tapi bagaimana jika angin bertiup ke arah berlawanan?

Saya mempelajari bahwa perahu layar, dengan suatu siasat yang disebut “tacking”, dapat menyesuaikan layarnya dan bergerak dengan zigzag, bergerak ke arah angin.

Anda adalah perahu layar. Keadaan yang terjadi di sekeliling Anda adalah angin. Dan perkataan Anda adalah layar Anda.

Anda tidak dapat mengendalikan angin.

Hal yang sama, Anda juga tidak dapat mengendalikan keadaan Anda. Anda tidak dapat mengendalikan ekonomi. Anda tidak dapat mengendalikan atasan Anda. Anda tidak dapat mengendalikan suami Anda. Anda tidak dapat mengendalikan apa yang dipikirkan orang lain. Dan Anda tidak dapat mengendalikan ibu mertua Anda.

Tapi inilah yang dapat Anda kendalikan: Anda dapat mengendalikan perkataan Anda.

Dan sama halnya menyesuaikan layar dari perahu layar, dengan kekuatan perkataan Anda, Anda masih dapat bergerak melawan angin.


"Masalah Adalah Hadiah"

Minggu lalu, saya merasa berat hati karena beberapa masalah dalam pekerjaan. Semua adalah masalah yang biasa saya temui. Bukan masalah besar. Tapi sekalipun kecil, masalah itu datang silih berganti, seperti ombak yang bergulung-gulung menerpa saya.

Setiap saya merasa patah semangat, saya belajar suatu teknik sederhana yang ingin saya ajarkan pada Anda hari ini. Setiap kali saya menghadapi suatu masalah, daripada saya sebut masalah, saya menyebutnya hadiah.

Saya tidak menyebut mereka percobaan, saya menyebut mereka harta.

Saya tidak menyebut mereka beban, saya menyebut mereka berkat.

Maka saya berseru dengan keras, “Tuhan, terima kasih kalau masalah saya adalah kesempatan bertumbuh. Saya percaya bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihiMu. Saya percaya bahwa apa yang dimaksudkan untuk menyakiti saya, Engkau akan mengubah dan menjadikannya baik bagi saya.”

Dengan segera, saya merasa beban berat itu terangkat dari jiwa saya.


"Yang Lemah Menyebut Saya Kuat"

Alkitab mengatakan, “Orang yang tidak berdaya berkata, ‘Aku ini pahlawan!’” (Yoel 3:10).

Alkitab tidak mengatakan, “Orang yang tidak berdaya mengatakan mengapa ia tidak berdaya, dan bagaimana ia tidak berdaya, dan di mana ia tidak berdaya, dan membicarakan ketidak-berdayaannya setiap hari…” Alkitab mengatakan, “Orang yang tidak berdaya mengatakan ‘Aku ini pahlawan!’”

Kemarin saya memberikan seminar sehari penuh tentang kewiraswastaan. Sangat luar biasa. Tapi saya merasa lelah. Ketika saya menjemput isteri saya tadi malam, ia berkata, “Bo, kamu kelihatan lelah.” Saya memang lelah.

Ketika saya bangun pukul 4 pagi ini, saya masih merasa tubuh saya sangat lelah. Susah rasanya untuk bangun.

Tapi saya sudah belajar tentang ini sejak dulu: Orang yang tidak berhasil menggunakan perkataan mereka untuk menggambarkan situasi mereka; Orang yang berhasil menggunakan perkataan mereka untuk mengarahkan keadaan mereka.

Saya bisa saja berkata, “Saya lelah; saya penat; saya letih…”

Sebaliknya, saya berkata, “Saya kuat. Saya sehat. Saya diperlengkapi. Saya diurapi. Saya diberkati. Kekuatan dari Tuhan sedang mengalir dalam tubuh saya.”

Dalam waktu beberapa menit, saya merasa begitu baik!

Jangan katakan tentang bagaimana Anda; katakan Anda ingin menjadi bagaimana. jangan katakan tentang di mana Anda; katakan ke mana Anda ingin pergi!

Jangan hanya mengatakan tentang masalah Anda; Katakan tentang tujuan Anda. Karena masalah menarik Anda ke bawah. Tapi tujuan mengangkat Anda ke atas. Dan saya telah belajar bahwa jika Anda mengejar tujuan Anda, banyak masalah Anda akan terselesaikan seiring berjalannya waktu.

Karena itu jangan berdiam dalam kesulitan Anda. Tinggallah dalam mimpi-mimpi Anda!

Jika Anda tidak mempunyai uang, jangan mengaku, “Saya miskin. Saya tidak punya uang. Oh celakalah saya…” Jika Anda tidak punya uang, katakan, “Saya hanya tidak punya uang untuk sementara waktu”. Jika Anda miskin, jangan katakan, “Saya miskin.” Jika Anda miskin, katakan, “Saya siap untuk menjadi kaya!”


"Tidak Harus Realistis"

Beberapa orang akan mengatakan pada saya, “Tapi Bo, jika saya katakan demikian, itu tidak realistis…”

Saya akan mengejutkan Anda. Terkadang, nasehat paling buruk yang dapat Anda berikan kepada seseorang adalah “harus realistis”.

Jika seseorang menasehati Wrights bersaudara, “Harus realistis!” dan mereka mengikuti nasehat itu, hari ini kita tidak akan bisa bepergian dengan pesawat ( dan pergi ke Beijing hanya dengan lima ratus ribu Rupiah!)

Jika seseorang menasehati Thomas Alba Edison, “Harus realistis” dan ia mengikuti nasehat itu, kita tidak akan bisa masuk ke kamar, menekan tombol, dan membuat malam menjadi terang.

Jika seseorang menasehati Larry Page dan Sergey Brin, “Harus realistis” dan mereka mengikuti nasehat itu, kita tidak akan bisa mencari sebuah kata di google dan mendapat 437 juta hasil dalam 0,29 detik!

Dengarkan dengan seksama: Menjadi Realistis adalah jalan untuk menjadi biasa-biasa saja.

Jika saya menjadi realistis, kita tidak akan menyelenggarakan acara Feast (persekutuan doa mingguan kami) di Philippine International Convention Center – salah satu tempat konferensi terindah di seluruh Asia.

Jika saya menjadi realistis, kita tidak akan bertujuan untuk memiliki 1000 Feast di seluruh dunia. (Omong-omong soal tujuan itu, sesuatu yang luar biasa terjadi Jumat lalu. Teman saya Obet Cabrillas mengadakan sesi kedua di SM Manila dimana 400 orang hadir. Pada hari yang sama, Alvin Barcelona mengadakan sebuah pertemuan mingguan Feast yang baru di sekolahnya, Barcelona Academy, di Marilao Bulacan. Dan 500 orang hadir.)

Tidak harus realistis.

Karena kata-kata mempunyai kekuatan kedua…


"Perkataan Mempunyai Kuasa Atas Dunia Anda"

Di samping mempunyai kuasa atas Anda, dengan cara yang misterius, perkataan juga mempunyai kuasa atas dunia Anda.

Apa yang sedang saya katakan? Dalam lari jarak jauh, arah layar kita akan merubah arah angin.

Saya tidak tahu bagaimana itu terjadi, tapi itu terjadi.

Inilah satu-satunya penjelasan saya: Tuhan yang melakukannya.

Tahun lalu, saya sedang berlibur, menghabiskan waktu dengan keluarga saya di pantai. Masih pagi sekali ketika staf saya menelepon. Ketika ia menjelaskan masalahnya pada saya, ia terdengar seperti seakan dunia berakhir. Masalahnya begitu besar, dan akan menghancurkan seluruh bisnis saya.

Saya ingat merasa begitu tercekam. Saya tidak dapat melakukan apa-apa, kecuali berdoa. Rasa putus asa dan ketakutan menggerogoti hati saya. Selama beberapa menit, semua hal yang membuat tertekan ini merasuki pikiran saya. “Oh celakalah saya, para pelanggan saya akan marah terhadap saya, saya akan kehilangan bisnis ini, saya harus memulainya dari awal lagi…”

Tapi kemudian saya ingat kekuatan dari perkataan saya.

Saya sendirian pagi itu, menghadap pantai. Saya berdiri dan berteriak, “Tuhan adalah kemenangan saya. Bisnis ini diberkati. Apa yang dimaksudkan untuk menyakiti saya, Tuhan akan ubahkan menjadi berkat bagi saya. Bisnis saya begitu diberkati, saya tidak mengejar pelanggan, pelanggan yang mengejar saya…”

Saya tidak merasa ingin mengucapkan kata-kata tersebut. Yang ingin saya lakukan adalah mengeluh dan berkeluh-kesah! Tapi saya tetap mengatakannya.

Ketika saya kembali dari liburan, saya menghadapi masalah dengan harapan dan iman dalam hati saya.

Hari ini, bisnis itu menjadi semakin kuat. Sebenarnya, setahun sesudah masalah itu, bisnis saya sekarang menjadi dua kali lipat!

Inilah pernyataan yang penuh kuasa yang saya ingin Anda katakan setiap hari…


"Ucapkan Berkat"

1. Berkati Seluruh hidup Anda:
Saya adalah kesayangan Tuhan dan adalah kesukaannya untuk memberkati saya. Saya diurapi oleh Tuhan untuk melayani dan memberkati dunia. Sungai berkat Tuhan mengalir atas saya di setiap waktu dalam hidup saya. Semua yang saya butuhkan datang menghampiri saya. Saya adalah sebuah magnet berkat. Saya dibimbing Tuhan di setiap waktu.

2. Berkati Tubuh Anda:
Saya menjadi semakin baik dan semakin kuat setiap hari. Kuasa kesehatan dan kesembuhan Tuhan mengalir dalam tubuh, jiwa, dan pikiran saya. Dengan umur panjang, saya akan melayani Tuhan, dalam nama Yesus.

3. Berkati Orang yang Anda Cintai:
Orang yang saya cintai bertumbuh semakin dekat kepada Tuhan. Jauh di dalam hati, Roh Kudus sibuk bekerja dan mengubah orang ini. Anak Tuhan ini dibebaskan dari segala ketergantungan. Tujuan Tuhan akan dipenuhi dalam hidup orang ini. Saya menyatakan bahwa saya dan seisi rumah saya, kami akan melayani Tuhan, dalam nama Yesus.

4. Berkati Relasi Anda:
Tuhan sedang memberkati relasi saya. Kasih semakin bertambah. Melayani satu sama lain sedang bertumbuh. Pengampunan, kerendahan hati, dan pengertian mengalir seperti sungai dalam relasi saya. Luka-luka lama disembuhkan. Ikatan di antara kami semakin kuat dan dalam, dalam nama Yesus.

5. Berkati Keputusan Anda:
Langkah orang baik diperintah oleh Tuhan. Tuhan memimpin langkah saya. Tuhan menolong saya untuk membedakan yang benar dari yang salah. Tuhan menunjukkan jalan menuju kelimpahan, dalam nama Yesus.

6. Berkati Masalah Anda:
Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Kesulitan yang saya hadapi sekarang akan memberkati saya dengan cara yang besar. Apa yang dimaksudkan untuk menyakiti saya, Tuhan akan mengubah dan menjadikannya baik bagi saya, dalam nama Yesus.

7. Berkati Finansial Anda:
Saya kaya dan menjadi semakin kaya. Saya murah hati dan menjadi semakin murah hati. Kelimpahan Tuhan menyediakan setiap kebutuhan saya. Semua yang saya sentuh berjalan baik dan berhasil. Pintu-pintu baru akan terbuka di hadapan saya. Orang-orang yang tepat akan berjalan memasuki kehidupan saya. Tuhan akan membuat pekerjaan tangan saya berhasil. Sebagaimana saya menggunakan talenta saya untuk melayani orang lain, saya akan diberkati. Uang akan mengalir dengan berlimpah pada saya. Saya mendapat penghasilan dari usaha yang saya pilih, dalam nama Yesus.

Majulah.

Ciptakan mukjizat Anda dengan perkataan Anda.


Semoga impian Anda menjadi kenyataan,
Bo Sanchez

(Diterjemahkan oleh: Jessica Jeanne P.)