Anak Sulung

Anak sulung
Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah

Mal 3:1-4 atau Ibr 2:14-18
Mzm 24:7-10
Luk 2:22-40


Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah. - Luk 2:23

Dalam banyak tradisi, anak laki-laki sulung merupakan kebanggaan dan sukacita besar. Mereka adalah andalan dan harapan keluarga. Biasanya pihak keluarga akan merayakan bahkan mengadakan pesta sebagai tanda syukur. Banyak biaya yang dikeluarkan untuk hal ini. Saya rasa tidak jauh berbeda dengan kita. Sebagai ‘orang Katolik’ ucapan syukur sering kita lakukan dengan membuat intensi syukur dalam perayaan Ekaristi dan kita merasa cukup, serta kewajiban kita sudah selesai. Namun bacaan hari ini menunjukkan bahwa ternyata hal itu tidaklah cukup.
Yang Allah minta bukanlah persembahan harta benda ataupun sekedar intensi ucapan syukur. Namun yang Dia minta adalah persembahan anak laki-laki sulung. Tentu Allah tidak meminta kita sama seperti Abraham mempersembahkan Ishak. Namun yang Dia minta sebenarnya adalah kebanggaan, sukacita, andalan dan harapan kita melekat hanya kepadaNya. Allah tidak menghendaki adanya ilah-ilah kecil lain sekalipun itu adalah anak kandung kita sendiri. Itulah sebabnya ada hukum tertulis, “semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”.
Baik bagi kita untuk merenungkan, siapakah atau apakah ‘anak laki-laki sulung kita’. Apakah kita sudah mempersembahkan semuanya itu kepada Allah? Sebab di dalam Allah sajalah terdapat kebanggaan, sukacita, andalan dan harapan yang sejati. (Al)

Ambil waktu dan renungkan apa dan siapa ‘anak laki-laki sulung’ saya?
Setelah itu persembahkanlah bagi Allah.

Luk 2: 22 - 40
22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: ''Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah'',
24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:
29 ''Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.''
33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: ''Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
35 -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.''
36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,
37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.
39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.
40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar