Hati Seorang Bapa

Dan 3:25,34-43
Mzm 25:4-9
Mat 18:21-35


Hati Seorang Bapa

Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu,
apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu
dengan segenap hatimu. - Mat 18:35

Kalimat terakhir yang saya dengar dari papa saya saat dia masih hidup adalah bahwa ia mengasihi kami semua tujuh bersaudara dengan kasih yang sama dan tidak menomorduakan satu pun dari antara kami. Dan ia meminta agar saya juga bisa mengasihi saudara-saudari saya seperti itu. Dan kalau saya mengasihi saudara saya, anggaplah saya melakukannya terhadap papa.
Tentu saja kalimat ini merupakan gaung dari perkataan Yesus sendiri. Saya tidak terlalu memahami perkataan papa saya ini sampai saat saya mempunyai dua orang anak. Ketika saya memarahi anak saya yang kecil, kakaknya tiba-tiba menangis dan memohon agar saya tidak memarahi adiknya karena ia masih terlalu kecil. Tentu saja hati saya tersentuh sekali dengan perkataan si kakak. Demikian juga hati Tuhan, jika kita mendoakan orang lain agar Tuhan mau mengampuni mereka.
Hati kami sebagai orang tua juga sangat tersentuh oleh orang-orang yang menunjukkan kasih pada anak-anak kami. Hal itu memberikan kesan yang lebih dalam daripada jika kasih itu ditunjukkan kepada kami. Jika kita mengampuni sesama kita, ini akan sangat menyentuh hati Allah dan ia akan sangat berkenan pada kita, karena dengan melakukannya kita bukan saja telah menunjukkan kasih pada anakNya yang lain, tetapi kita juga menunjukkan bahwa kita mewarisi sifat Allah, yaitu maha pengampun. (Pt)
Apakah saya menyadari bahwa sesama saya
adalah saudara/saudari saya di dalam Tuhan?

21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: ''Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?''
22 Yesus berkata kepadanya: ''Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
33 Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.''

Anak Manja

2Raj 5:1-15a
Mzm 42:2-3; 43:3-4
Luk 4:24-30


Anak manja

Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka,
melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat. - Luk 4:26

Yesus sekali lagi membuat orang-orang Yahudi naik pitam. Lazim di jaman itu, orang Yahudi menganggap diri mereka bangsa pilihan, karenanya mereka adalah anak emas Allah. Yesus menunjukkan bahwa mereka bukanlah anak emas Allah. Bahwa semua orang adalah sama di mata Allah. Bahkan seorang janda di Sarfat (yang bukan orang Yahudi), justru begitu istimewa karena iman dan pengorbanannya.
Banyak orang yang menyebut diri sebagai pengikut Kristus juga merasa diri mereka adalah anak emasnya Tuhan, sehingga layak mendapat perlakuan istimewa. Mereka minta dimanja. Luput dari segala masalah, bahkan dari masalah yang disebabkan oleh kesalahannya sendiri. Diampuni kalau berdosa, bahkan dari dosa yang mereka buat dengan sadar. Mereka menganggap Tuhan bukan sebagai Bapa yang ingin mendidik anakNya, melainkan lebih sebagai Santa Klaus yang selalu siap memberikan hadiah kapan saja diminta.
Sesungguhnya yang membuat kita anak emas bukannya status kita sebagai orang Kristiani, melainkan bakti kita kepada Tuhan. Iman dan pengorbanan, serta relasi yang intim dengan Tuhan yang kita sembah. Kita menjadi anak bukan supaya dimanja, namun supaya kita menerima keselamatan kekal.

Apakah saya minta dimanja oleh Tuhan?

24 Dan kata-Nya lagi: ''Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.
25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.
27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.''
28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.
29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

Demi Gengsi

Yes 1:10,16-20
Mzm 50:8-9,16-17,21,23
Mat 23:1-12


Demi Gengsi

Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud
supaya dilihat orang. - Mat 23:5

Coba renungkan berapa banyak hal yang kita lakukan supaya dilihat dan dipuji orang! Kita berdandan dan memakai pakaian yang bagus-bagus, sepatu berhak tinggi (yang me-nyakitkan kaki), memakai korset demi menyembunyikan lemak di perut (yang juga sangat menyakitkan), semuanya demi dilihat dan dipuji orang. Mobil yang kita pakai seringkali kita pilih demi gengsi alias demi dipuji dan dilihat orang. Rumah kita didekor sedemikian rupa supaya dipuji tamu yang berkunjung. Urusan gengsi memang tidak terpisahkan dari hidup kita.
Sayangnya seringkali urusan gengsi pun masuk ke dalam urusan relasi dengan Tuhan. Di hadapan orang, kita menampilkan diri dan dipandang sebagai sosok teladan bagi orang Katolik. Aktif di paroki. Donatur bagi Gereja. Ketua panitia ini-itu. Namun semua hanya demi gengsi agar punya nama baik dan dipuji orang. Padahal hati ini jauh dari Tuhan. Kelakuan kita juga tidak mencerminkan ajaran Yesus. Pikiran dan niat hati selalu jahat kepada orang lain.
Yesus mengingatkan, bahwa Tuhan melihat yang tersembunyi. Orang lain boleh mencap kita sebagai orang yang saleh. Namun Tuhan tahu apa yang kita sembunyikan dari orang lain. Yesus bukan ingin menghakimi kita. Namun Yesus menginginkan kita sadar bahwa kita tidak bisa sembunyi di hadapanNya, dan mau mengubah hidup kita. (Jo)

Apakah saya sudah jujur di hadapan Tuhan?

1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
2 ''Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.
9 Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Mengubah Perkatan Anda, Mengubah Hidup Anda

MENGUBAH PERKATAAN ANDA, MENGUBAH HIDUP ANDA


Seseorang bertanya pada saya, “Bo, saya ingin mengubah hidup saya. Saya berdoa. Saya membaca Alkitab. Saya menghadiri persekutuan doa. Apa lagi yang dapat saya lakukan?”

Saya katakan pada orang itu, “Jika Anda ingin mengubah hidup Anda, ubahlah perkataan Anda.” Saya percaya bahwa jika Anda mengubah perbendaharaan kata Anda, Anda mengubah kisah hidup Anda.

Hanya segelintir orang yang mengerti hal ini: Perkataan Anda mempunyai kekuatan fisik. Mereka berdampak terhadap hidup Anda. Mereka berdampak terhadap tubuh Anda. Mereka berdampak terhadap orang-orang di sekitar Anda. Mereka berdampak terhadap dunia Anda.


"Bagaimana Membesarkan Seorang Anak Jenius"

Beberapa hari lalu, seorang teman datang pada saya dan bertanya, “Bo, bagaimana kamu membesarkan Bene untuk menjadi seorang jenius? Bukumu berikutnya seharusnya, Bagaimana Membesarkan Seorang Anak Jenius.”

Saya percaya anak saya sungguh seorang jenius.

Ia menulis sebuah blog ketika berusia 9 tahun, menulis sebuah rubrik di majalah pada usia 8, menjadi seorang pembawa acara di usia 7, dan memulai sebuah bisnis di usia 5 tahun. Hari ini, ia dapat membaca sebuah buku yang tebal dalam satu hari.

Saya akan ceritakan pada Anda bagaimana membesarkan seorang jenius.

Pertama-tama, ayahnya haruslah seorang jenius. (Peringatan: Terkadang, ia menjadi tidak waras juga.)

Hanya bercanda.

Satu alasan mengapa putera saya seorang jenius? Karena saya mengatakan hal itu kepadanya. Karena kekuatan dari kata-kata.

Sejak ia masih bayi, saya mengatakan padanya, “Kamu seorang jenius.”

Ketika ia masih sangat kecil, dan ibunya memegang tangannya yang kecil dan bernyanyi, “Tutup, buka, tutup, buka,” dan ia mengikuti ibunya…saya berteriak padanya, “Kamu seorang jenius!”

Sekarang, saya tahu bahwa 99,99% dari semua bayi bisa melakukan itu, tapi saya tidak perduli. Bagi saya, bayi saya adalah seorang jenius.

Ketika Bene masih anak-anak, dan ia dapat mengambil sebuah buku dan membuka sebuah halaman, saya berteriak padanya, “Kamu seorang jenius!” Sekalipun jika buku itu terbalik dan yang ia lakukan hanya membuat halaman buku itu basah oleh liurnya. Itu tidak masalah. Bagi saya, ia tetap adalah putera saya yang jenius.

Itulah kekuatan dari perkataan kita…


"Memerintah Dunia"

Mari saya bacakan bagi Anda sebuah kisah favorit saya dalam Alkitab.

Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Marilah kita bertolak ke seberang…” (Markus 4:35)

Pergi ke seberang danau bukanlah keinginan para murid.

Itu adalah keinginan Yesus.

Para murid tidak mengatakan, “Yesus, mari pergi ke seberang danau!” Yesuslah yang mengatakan itu pada mereka.

Saya merasa hal ini patut diperhatikan. Anda lihat, banyak orang berpikir bahwa karena Tuhan sedang menuntun mereka, Ia akan membuat kita terhindar dari semua badai.

Itu tidak benar.

Inilah kebenarannya: Terkadang, Tuhan akan membawa Anda masuk ke dalam suatu badai.

Karena badai itu baik.

Badai mengguncang Anda. Dan guncangan itu baik.

Guncangan menyingkirkan keangkuhan Anda. (Ini adalah para nelayan berpengalaman. Mereka telah melewati cuaca yang keras. Namun pada hari ini, para nelayan ini berteriak, “Tolong! Kami akan mati!”)

Guncangan menyingkirkan kepuasan Anda terhadap diri sendiri.

Guncangan memaksa Anda bertumbuh.

Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu dimana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. (Markus 4:36-38a)

Dunia batin akan selalu mengendalikan dunia luar. Di dalam dunia batin Yesus, tidak ada badai. Yang ada hanya ketenangan.

Jangan takut terhadap badai di sekeliling Anda. Merasa takutlah terhadap badai di dalam diri Anda. Rasa stres. Tekanan. Kekuatiran. Saya mendorong Anda untuk menyerahkan semua itu kepada Tuhan.

Maka murid-muridNya membangunkan Dia dan berkata kepadaNya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. (Markus 4:38b-39)

Saya ingin berfokus pada kata “menghardik”.

Kata-kata punya kuasa. Kata-kata menciptakan alam semesta ini.

Dalam Mazmur 33:6 (Terjemahan sehari-hari) dikatakan, Tuhan memberi perintah, maka langit tercipta; matahari, bulan dan bintang dijadikan oleh sabdaNya.

Segala sesuatu dimulai dari Firman. Alkitab mengatakan, “Pada mulanya adalah firman.” Dengan cara yang sama, perkataan Anda memiliki kekuatan mencipta.


“Minta Spaghetti Bau Dan Air Berpasir!”

Bayangkan seorang pria pergi ke sebuah restoran.

Ia memilih sebuah meja dan duduk.

Ketika pelayan bertanya apa yang ia inginkan, ia berkata, “Saya ingin pesan sepiring spaghetti yang bau, dengan cacing di atasnya; semangkuk sup yang tengik dengan sejumlah lalat berenang di dalamnya, dengan gaya punggung (Catatan: Bukan gaya bebas, bukan gaya dada. Hanya gaya punggung!); dan segelas air dari kloset, dengan UFO – benda mengapung yang tidak dikenal – di dalamnya.”

Pelayan terkejut. Ia bertanya, “Tuan, Anda yakin?”

“Itulah yang saya inginkan!” teriak pria itu.

Pelayan itu menggelengkan kepalanya dan berjalan kembali ke dapur.

Setelah beberapa waktu (memerlukan waktu lama untuk mengumpulkan apa yang diminta), ia membawakan pria itu makanan yang dipesannya.

Pria itu meringis saat ia melihat pada makanan menjijikkan di atas meja dan berkata, “Yaaaakkkk!”

Pelayan itu menggaruk kepalanya, dan berkata, “Tapi Tuan, itulah yang Anda pesan.”


"Arti Dari Cerita Gila Ini"

Inilah kebenarannya: Hidup adalah sebuah restoran besar.

Dan Anda adalah tamunya.

Dan alam semesta adalah pelayannya.

Semua ciptaan Tuhan sedang menanti pesanan Anda.

Apa yang Anda inginkan?

Sebagian besar dari apa yang Anda alami dalam hidup Anda merupakan hasil dari apa yang Anda pesan.

Dan dengarkan saya: Anda memesan lewat perkataan Anda. (Anda juga memesan lewat pikiran dan tindakan Anda, tapi itu artikel yang lain nanti!)

Apa yang biasanya Anda ucapkan?
- Tentang finansial Anda?
- Tentang kesehatan Anda?
- Tentang keluarga Anda?
- Tentang relasi Anda?

Persis seperti pria ini, banyak orang mengucapkan hal-hal yang mengerikan tentang diri mereka sendiri, tentang masa depan mereka, tentang hidup mereka, mereka memesan hal-hal mengerikan ini!


"Kutukan Dari Pembicaraan Negatif"

Saya tahu banyak orang yang mengatakan secara berulang-ulang…
- “Saya tidak akan pernah berhasil.”
- “Saya akan selalu miskin.”
- “Nenek saya meninggal karena kanker. Ibu saya meninggal karena kanker. Mungkin saya akan meninggal karena kanker juga.”
- “Anak-anak saya tidak baik. Mereka tidak pernah berarti apa-apa.”
- “Oh celakalah saya. Hidup saya bagaikan sebuah telenovela. Hidup saya merupakan satu seri percobaan yang tiada habisnya.”

Ketika orang mengatakan hal-hal ini, sebenarnya mereka sedang memesan hal-hal mengerikan ini dari alam semesta lebih banyak lagi.
Tidakkah Anda perhatikan?

Orang yang mengeluh mendapat lebih banyak dari apa yang mereka keluhkan.

Ketika Anda mengeluh tentang masalah Anda, Anda sedang meminta “lebih banyak” dari masalah Anda.

Karena itulah kekuatan dari perkataan Anda.


"Ketika Saya Bertemu Seorang Skeptis"

Suatu hari, saya memberi kotbah ini dan seorang pria menghampiri saya dan berkata, “Bo, dengan segala hormat, saya tidak setuju dengan Anda. Saya tidak membeli sihir tentang kata-kata ini. Kata-kata itu murah. Kata-kata bukan apa-apa. Perkataan saya tidak mempengaruhi saya sama sekali!”

Maka saya katakan padanya, “Kalau begitu Anda adalah seorang sukarelawan yang sempurna untuk sebuah percobaan besar yang sedang saya lakukan.”

“Percobaan apa?” tanyanya.

“Saya akan membayar Anda dua juta Rupiah, jika selama 10 hari ke depan, Anda akan mengatakan, dengan emosi dan keyakinan, ‘Saya menderita kanker stadium akhir! Saya menderita kanker stadium akhir!’”

Tiba-tiba, mukanya berubah pucat dan berkata, “Ah, saya sibuk.”
Percayalah, tak seorang pun akan menerima tawaran saya.
Karena jauh di dalam hati, kita tahu bahwa perkataan kita sangat berkuasa.

"Anda Dapat Mengarahkan Layar Anda"

Perkataan Anda mempunyai dua jenis kekuatan.

Pertama, perkataan Anda mempunyai kuasa atas diri Anda.

Kedua, perkataan Anda mempunyai kuasa atas dunia Anda.

Kekuatan pertama mudah dimengerti.

Jim Rohn berkata, “Anda tidak dapat mengubah arah angin, tapi Anda dapat mengubah arah layar Anda.”

Saya belajar sesuatu yang mengejutkan tentang perahu layar.

Tahukah Anda bahwa perahu layar dapat berlayar melawan angin?

Jika angin mendorong perahu layar ke arah ia ingin berlayar, itu bagus. Tapi bagaimana jika angin bertiup ke arah berlawanan?

Saya mempelajari bahwa perahu layar, dengan suatu siasat yang disebut “tacking”, dapat menyesuaikan layarnya dan bergerak dengan zigzag, bergerak ke arah angin.

Anda adalah perahu layar. Keadaan yang terjadi di sekeliling Anda adalah angin. Dan perkataan Anda adalah layar Anda.

Anda tidak dapat mengendalikan angin.

Hal yang sama, Anda juga tidak dapat mengendalikan keadaan Anda. Anda tidak dapat mengendalikan ekonomi. Anda tidak dapat mengendalikan atasan Anda. Anda tidak dapat mengendalikan suami Anda. Anda tidak dapat mengendalikan apa yang dipikirkan orang lain. Dan Anda tidak dapat mengendalikan ibu mertua Anda.

Tapi inilah yang dapat Anda kendalikan: Anda dapat mengendalikan perkataan Anda.

Dan sama halnya menyesuaikan layar dari perahu layar, dengan kekuatan perkataan Anda, Anda masih dapat bergerak melawan angin.


"Masalah Adalah Hadiah"

Minggu lalu, saya merasa berat hati karena beberapa masalah dalam pekerjaan. Semua adalah masalah yang biasa saya temui. Bukan masalah besar. Tapi sekalipun kecil, masalah itu datang silih berganti, seperti ombak yang bergulung-gulung menerpa saya.

Setiap saya merasa patah semangat, saya belajar suatu teknik sederhana yang ingin saya ajarkan pada Anda hari ini. Setiap kali saya menghadapi suatu masalah, daripada saya sebut masalah, saya menyebutnya hadiah.

Saya tidak menyebut mereka percobaan, saya menyebut mereka harta.

Saya tidak menyebut mereka beban, saya menyebut mereka berkat.

Maka saya berseru dengan keras, “Tuhan, terima kasih kalau masalah saya adalah kesempatan bertumbuh. Saya percaya bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihiMu. Saya percaya bahwa apa yang dimaksudkan untuk menyakiti saya, Engkau akan mengubah dan menjadikannya baik bagi saya.”

Dengan segera, saya merasa beban berat itu terangkat dari jiwa saya.


"Yang Lemah Menyebut Saya Kuat"

Alkitab mengatakan, “Orang yang tidak berdaya berkata, ‘Aku ini pahlawan!’” (Yoel 3:10).

Alkitab tidak mengatakan, “Orang yang tidak berdaya mengatakan mengapa ia tidak berdaya, dan bagaimana ia tidak berdaya, dan di mana ia tidak berdaya, dan membicarakan ketidak-berdayaannya setiap hari…” Alkitab mengatakan, “Orang yang tidak berdaya mengatakan ‘Aku ini pahlawan!’”

Kemarin saya memberikan seminar sehari penuh tentang kewiraswastaan. Sangat luar biasa. Tapi saya merasa lelah. Ketika saya menjemput isteri saya tadi malam, ia berkata, “Bo, kamu kelihatan lelah.” Saya memang lelah.

Ketika saya bangun pukul 4 pagi ini, saya masih merasa tubuh saya sangat lelah. Susah rasanya untuk bangun.

Tapi saya sudah belajar tentang ini sejak dulu: Orang yang tidak berhasil menggunakan perkataan mereka untuk menggambarkan situasi mereka; Orang yang berhasil menggunakan perkataan mereka untuk mengarahkan keadaan mereka.

Saya bisa saja berkata, “Saya lelah; saya penat; saya letih…”

Sebaliknya, saya berkata, “Saya kuat. Saya sehat. Saya diperlengkapi. Saya diurapi. Saya diberkati. Kekuatan dari Tuhan sedang mengalir dalam tubuh saya.”

Dalam waktu beberapa menit, saya merasa begitu baik!

Jangan katakan tentang bagaimana Anda; katakan Anda ingin menjadi bagaimana. jangan katakan tentang di mana Anda; katakan ke mana Anda ingin pergi!

Jangan hanya mengatakan tentang masalah Anda; Katakan tentang tujuan Anda. Karena masalah menarik Anda ke bawah. Tapi tujuan mengangkat Anda ke atas. Dan saya telah belajar bahwa jika Anda mengejar tujuan Anda, banyak masalah Anda akan terselesaikan seiring berjalannya waktu.

Karena itu jangan berdiam dalam kesulitan Anda. Tinggallah dalam mimpi-mimpi Anda!

Jika Anda tidak mempunyai uang, jangan mengaku, “Saya miskin. Saya tidak punya uang. Oh celakalah saya…” Jika Anda tidak punya uang, katakan, “Saya hanya tidak punya uang untuk sementara waktu”. Jika Anda miskin, jangan katakan, “Saya miskin.” Jika Anda miskin, katakan, “Saya siap untuk menjadi kaya!”


"Tidak Harus Realistis"

Beberapa orang akan mengatakan pada saya, “Tapi Bo, jika saya katakan demikian, itu tidak realistis…”

Saya akan mengejutkan Anda. Terkadang, nasehat paling buruk yang dapat Anda berikan kepada seseorang adalah “harus realistis”.

Jika seseorang menasehati Wrights bersaudara, “Harus realistis!” dan mereka mengikuti nasehat itu, hari ini kita tidak akan bisa bepergian dengan pesawat ( dan pergi ke Beijing hanya dengan lima ratus ribu Rupiah!)

Jika seseorang menasehati Thomas Alba Edison, “Harus realistis” dan ia mengikuti nasehat itu, kita tidak akan bisa masuk ke kamar, menekan tombol, dan membuat malam menjadi terang.

Jika seseorang menasehati Larry Page dan Sergey Brin, “Harus realistis” dan mereka mengikuti nasehat itu, kita tidak akan bisa mencari sebuah kata di google dan mendapat 437 juta hasil dalam 0,29 detik!

Dengarkan dengan seksama: Menjadi Realistis adalah jalan untuk menjadi biasa-biasa saja.

Jika saya menjadi realistis, kita tidak akan menyelenggarakan acara Feast (persekutuan doa mingguan kami) di Philippine International Convention Center – salah satu tempat konferensi terindah di seluruh Asia.

Jika saya menjadi realistis, kita tidak akan bertujuan untuk memiliki 1000 Feast di seluruh dunia. (Omong-omong soal tujuan itu, sesuatu yang luar biasa terjadi Jumat lalu. Teman saya Obet Cabrillas mengadakan sesi kedua di SM Manila dimana 400 orang hadir. Pada hari yang sama, Alvin Barcelona mengadakan sebuah pertemuan mingguan Feast yang baru di sekolahnya, Barcelona Academy, di Marilao Bulacan. Dan 500 orang hadir.)

Tidak harus realistis.

Karena kata-kata mempunyai kekuatan kedua…


"Perkataan Mempunyai Kuasa Atas Dunia Anda"

Di samping mempunyai kuasa atas Anda, dengan cara yang misterius, perkataan juga mempunyai kuasa atas dunia Anda.

Apa yang sedang saya katakan? Dalam lari jarak jauh, arah layar kita akan merubah arah angin.

Saya tidak tahu bagaimana itu terjadi, tapi itu terjadi.

Inilah satu-satunya penjelasan saya: Tuhan yang melakukannya.

Tahun lalu, saya sedang berlibur, menghabiskan waktu dengan keluarga saya di pantai. Masih pagi sekali ketika staf saya menelepon. Ketika ia menjelaskan masalahnya pada saya, ia terdengar seperti seakan dunia berakhir. Masalahnya begitu besar, dan akan menghancurkan seluruh bisnis saya.

Saya ingat merasa begitu tercekam. Saya tidak dapat melakukan apa-apa, kecuali berdoa. Rasa putus asa dan ketakutan menggerogoti hati saya. Selama beberapa menit, semua hal yang membuat tertekan ini merasuki pikiran saya. “Oh celakalah saya, para pelanggan saya akan marah terhadap saya, saya akan kehilangan bisnis ini, saya harus memulainya dari awal lagi…”

Tapi kemudian saya ingat kekuatan dari perkataan saya.

Saya sendirian pagi itu, menghadap pantai. Saya berdiri dan berteriak, “Tuhan adalah kemenangan saya. Bisnis ini diberkati. Apa yang dimaksudkan untuk menyakiti saya, Tuhan akan ubahkan menjadi berkat bagi saya. Bisnis saya begitu diberkati, saya tidak mengejar pelanggan, pelanggan yang mengejar saya…”

Saya tidak merasa ingin mengucapkan kata-kata tersebut. Yang ingin saya lakukan adalah mengeluh dan berkeluh-kesah! Tapi saya tetap mengatakannya.

Ketika saya kembali dari liburan, saya menghadapi masalah dengan harapan dan iman dalam hati saya.

Hari ini, bisnis itu menjadi semakin kuat. Sebenarnya, setahun sesudah masalah itu, bisnis saya sekarang menjadi dua kali lipat!

Inilah pernyataan yang penuh kuasa yang saya ingin Anda katakan setiap hari…


"Ucapkan Berkat"

1. Berkati Seluruh hidup Anda:
Saya adalah kesayangan Tuhan dan adalah kesukaannya untuk memberkati saya. Saya diurapi oleh Tuhan untuk melayani dan memberkati dunia. Sungai berkat Tuhan mengalir atas saya di setiap waktu dalam hidup saya. Semua yang saya butuhkan datang menghampiri saya. Saya adalah sebuah magnet berkat. Saya dibimbing Tuhan di setiap waktu.

2. Berkati Tubuh Anda:
Saya menjadi semakin baik dan semakin kuat setiap hari. Kuasa kesehatan dan kesembuhan Tuhan mengalir dalam tubuh, jiwa, dan pikiran saya. Dengan umur panjang, saya akan melayani Tuhan, dalam nama Yesus.

3. Berkati Orang yang Anda Cintai:
Orang yang saya cintai bertumbuh semakin dekat kepada Tuhan. Jauh di dalam hati, Roh Kudus sibuk bekerja dan mengubah orang ini. Anak Tuhan ini dibebaskan dari segala ketergantungan. Tujuan Tuhan akan dipenuhi dalam hidup orang ini. Saya menyatakan bahwa saya dan seisi rumah saya, kami akan melayani Tuhan, dalam nama Yesus.

4. Berkati Relasi Anda:
Tuhan sedang memberkati relasi saya. Kasih semakin bertambah. Melayani satu sama lain sedang bertumbuh. Pengampunan, kerendahan hati, dan pengertian mengalir seperti sungai dalam relasi saya. Luka-luka lama disembuhkan. Ikatan di antara kami semakin kuat dan dalam, dalam nama Yesus.

5. Berkati Keputusan Anda:
Langkah orang baik diperintah oleh Tuhan. Tuhan memimpin langkah saya. Tuhan menolong saya untuk membedakan yang benar dari yang salah. Tuhan menunjukkan jalan menuju kelimpahan, dalam nama Yesus.

6. Berkati Masalah Anda:
Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Kesulitan yang saya hadapi sekarang akan memberkati saya dengan cara yang besar. Apa yang dimaksudkan untuk menyakiti saya, Tuhan akan mengubah dan menjadikannya baik bagi saya, dalam nama Yesus.

7. Berkati Finansial Anda:
Saya kaya dan menjadi semakin kaya. Saya murah hati dan menjadi semakin murah hati. Kelimpahan Tuhan menyediakan setiap kebutuhan saya. Semua yang saya sentuh berjalan baik dan berhasil. Pintu-pintu baru akan terbuka di hadapan saya. Orang-orang yang tepat akan berjalan memasuki kehidupan saya. Tuhan akan membuat pekerjaan tangan saya berhasil. Sebagaimana saya menggunakan talenta saya untuk melayani orang lain, saya akan diberkati. Uang akan mengalir dengan berlimpah pada saya. Saya mendapat penghasilan dari usaha yang saya pilih, dalam nama Yesus.

Majulah.

Ciptakan mukjizat Anda dengan perkataan Anda.


Semoga impian Anda menjadi kenyataan,
Bo Sanchez

(Diterjemahkan oleh: Jessica Jeanne P.)

Kita berbeda

Yes 58:1-9a
Mzm 51:3-6a,18-19
Mat 9:14-15



Kita berbeda

Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-muridMu tidak?
- Mat 9:14

Ada cerita tentang seorang bapak dan anaknya yang membawa seekor keledai menuju ke kota. Dalam perjalanan, awalnya bapak meminta anaknya untuk duduk di atas keledai. Setelah melewati suatu tempat, karena orang-orang berkomentar kalau anaknya tidak tahu diri membiarkan bapaknya yang sudah berumur jalan kaki, merekapun bertukar tempat. Bapak naik keledai, anak jalan kaki. Tak lama mereka pun melewati kerumunan orang banyak, dan lagi-lagi orang-orang berkomentar si bapak begitu kejam membiarkan anaknya jalan kaki, sedangkan ia dengan enaknya duduk di punggung keledai. Karena perduli akan omongan orang, akhirnya mereka berdua duduk bersama di punggung keledainya. Tatkala tiba di suatu tempat, kembali orang-orang berkomentar betapa kejamnya mereka terhadap keledainya yang berjalan terseok-seok menahan beban dua orang di punggungnya. Akhirnya tak satupun dari mereka duduk di atas keledai.
Saya ingin mengajak kita melihat cerita di atas dengan menempatkan diri kita sebagai orang-orang di sepanjang jalan. Bukankah kita sering bersikap seperti mereka dalam hidup kita sehari-hari? Seringkali begitu mudahnya kita berkomentar atau bahkan eks-trimnya, menghakimi orang lain. Padahal kita tidak mengerti betul sikon yang dialami orang lain. Apa yang terlihat belum tentu menggambarkan apa yang sesungguhnya terjadi. Tapi kita sibuk berkomentar ini dan itu.
Marilah kita belajar untuk tidak menghakimi orang lain, karena setiap orang tentu punya cara dan pertimbangannya masing-masing dalam menghadapi setiap situasi. (Jc)

Apakah saya mudah menghakimi orang lain?


Mat 9:14-15
14 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: ''Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?''
15 Jawab Yesus kepada mereka: ''Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

I will follow you

Ul 30:15-20
Mzm 1:1-4,6
Luk 9:22-25

I WILL FOLLOW YOU, JESUS...

Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. - Luk 9:22

Setiap pulang retret, saya pasti menjad sangat berapi-api untuk melayani. Saya rajin mengikuti persekutuan doa, membaca Kitab Suci, dan juga berdoa. Rasanya hati ini sangat dipenuhi oleh sukacita Tuhan. Yang ingin saya lakukan adalah selalu dekat denganNya.

Tapi setelah kembali menjalani kehidupan nyata, saya mulai kehilangan sukacita tersebut. Saat masalah datang, saya bergumul dan berjuang sendiri. Saya mulai bertanya dalam hati mengapa masalah ini datang ke kehidupan saya, padahal saya telah menjadi pengikut Kristus. Saat apa yang saya rencanakan tak berjalan sesuai keinginan, saya mempertanyakan keberadaan Tuhan. Saya menjadi ragu akan kebaikan Tuhan.

Bacaan Injil hari ini mengingatkan saya bahwa Tuhan tidak menjanjikan kehidupan yang sempurna tanpa cela. Dia tidak menjanjikan jalan kehidupan yang penuh kebahagiaan. Masalah akan terus datang silih berganti dan itu merupakan salib yang harus kita pikul untuk terus dapat mengikuti jalanNya. Tuhan ingin kita menjadi kuat melalui masalah-masalah yang hadir dalam hidup kita. Tuhan ingin kita datang kepadaNya, memohon kekuatan untuk menghadapi setiap masalah yang ada.

Percayalah, Dia tak pernah meninggalkan kita sendirian. Teruslah mengikuti Dia agar kita memperoleh kebahagiaan dan kedamaian sejati. (Ve)

Apakah saya berani untuk terus memikul salib dan mengikuti Yesus?

-------

9:22 Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."
9:23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
9:24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.
9:25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?