Exiting or joy?

Pesta St. Matias, Rasul

Kis 1:15-17,20-26
Mzm 113:1-8
Yoh 15:9-17

Exciting Or Joy?

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacitaKu
ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. - Yoh 15:11

Suatu hari kami pergi berlibur ke Puncak. Kami sekeluarga bersukacita membayangkan betapa menyenangkannya bisa berada di tempat yang berudara sejuk dan memiliki pemandangan indah. Kendaraan kami melaju cepat mengikuti alunan musik ceria yang kami putar.
Namun itu semua tidak berlangsung lama. Dalam seketika semuanya berubah. Berawal dari bis yang ugal-ugalan hingga mobil yang berjalan lambat di jalur cepat. Suasana hati ceria mulai berubah. Rasa kesal menyeruak keluar. Kutukan rohani mulai bertaburan, seperti: “Ya Tuhan, ampunilah pengendara di depan yang tidak tahu aturan. Semoga bannya tidak kempes di jalan…Aleluya! ”
Sementara itu saya pun menjadi sangat terganggu dengan suara candaan anak-anak yang duduk di kursi belakang. Dengan suara menggelegar saya berseru, “Diam!!!!” Saya marah. Kekesalan saya memuncak. Sukacita yang beberapa menit lalu memenuhi hati sekarang hilang entah ke mana. Arrggghh…..!
Pernahkah Anda mengalami hal serupa? Tahukah Anda bah-wa perasaan senang/bersemangat (exciting) itu berbeda dengan sukacita (joy)? Perasaan senang itu datang dan pergi tergantung keadaan, perasaan, dan suasana sekeliling kita. Tidak demikian dengan sukacita. Sukacita adalah salah satu buah Roh. Ia da-tang dari kedekatan kita dengan Tuhan. Semakin kita dekat de-nganNya, semakin sukacita itu tinggal tetap dalam hati kita. Sukacita inilah yang membawa kekuatan dan kasih dalam seluruh hidup kita. (Al)

Apakah saya mau bersukacita hari ini ?

Gembala yang baik

Kis 11:1-18
Mzm 42:2-3; 43:3-4
Yoh 10:11-18


Gembala yang baik

Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombana..
- Yoh 10:11

Umumnya, jarang sekali umat yang bersedia dipilih untuk menjadi pengurus baik di lingkungan maupun lingkup paroki. Alasan yang diungkapkan pun terdengar mirip-mirip, seperti belum pantas atau kendala waktu. Kalaupun ada yang akhirnya menjabat posisi itu biasanya bisa seumur hidup ke-cuali kalau pindah rumah.
Hal itu pun kami alami ketika memilih ketua lingkungan baru. Awalnya beliau menolak karena alasan-alasan di atas. Namun setelah kami mengadakan pendekatan, akhirnya beliau bersedia juga.
Ayat di atas mengingatkan saya pada ketua lingkungan baru tersebut. Memang beliau tidak memberikan nyawanya bagi umatnya, namun di tengah badai krisis ekonomi beliau selalu bersedia membantu warganya yang mendapat kesulitan. Sejak masa kepengurusannya, kegiatan baksos pun semakin sering dilakukan sehingga menambah kebersamaan dan keakraban antar warga.
Memang bukan hal yang mudah untuk menjadi seorang gembala yang baik. Bukan hanya soal mengadakan kegiatan untuk umat, tapi hidup doa pun harus semakin baik dan semakin dekat pada Yesus. Karena kita membutuhkan bim-bingan Roh KudusNya agar tahu ke mana kita harus melangkah. (Au)


Siapkah saya untuk menjadi seorang “gembala”?

Bising

Kis 11:19-26
Mzm 87:1-7
Yoh 10:22-30


Bising

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. - Yoh 10:27

“Punya BB gak?”, “Minta Pin BB-nya donk!”, “Nanti saya BBM ya”, “Kok gak pakai BB sih?”. Inilah berbagai paksaan halus yang berbulan-bulan saya dengar sebelum akhirnya saya memutuskan untuk menyerah dan ikut arus memakai BB (singkatan dari Blackberry, sebuah handphone pintar yang sedang populer). Alasan saya melakukan itu adalah karena paksaan halus tersebut datang dari orang-orang muda di komunitas yang saya bina. Saya tidak punya pilihan…
Saya tidak mau memakai alat tersebut karena kuatir. Saya takut alat tersebut menjajah hidup saya. Seperti yang pernah saya lihat di sebuah restoran. Sepasang pasutri dengan dua anak remaja. Baik kedua anak maupun kedua orang tuanya masing-masing sibuk dengan alat kecil di tangan (apalagi kalau bukan BB), tenggelam dalam keasyikannya masing-masing. Waktu keluarga yang seharusnya mendekatkan mereka dengan orang-orang tercinta dirampas oleh berbagai pesan yang terus masuk lewat alat kecil nan canggih itu.
Teknologi bisa menjajah hidup kita. Bangun di pagi hari, hal pertama yang kita lihat adalah pesan di BB atau handphone. Setelah itu kita menyalakan radio atau televisi, kembali berbagai pesan berebutan perhatian kita. Sambil makan pagi, koran pagi mendapatkan kaplingnya juga. Dalam perjalanan ke kantor, penyiar radio mengiringi kita bermacet-ria. Hidup kita begitu bising sehingga kita seringkali tidak mendengarkan suara Tuhan dalam hidup kita. (Jo)

Apakah saya punya waktu mendengarkan Tuhan berbicara?

22 Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin.
23 Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo.
24 Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: ''Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.''
25 Yesus menjawab mereka: ''Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,
26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.
27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
30 Aku dan Bapa adalah satu.''

Jadilah terang

Jadilah terang
Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. - Yoh 12:46

Dunia banyak menawarkan materi dan banyak orang tidak tahan mengatasi silaunya terang duniawi yang mengiurkan. Meskipun sama-sama menawarkan terang, namun perbedaannya sangat mencolok. Yang satu menawarkan terang yang sifatnya sementara, sedangkan satunya menawarkan terang yang sifatnya kekal. Anehnya, sebagian besar orang lebih tertarik pada terang yang dapat dinikmati dengan instan dan hanya untuk sementara.
Saya sangat kewalahan mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak saya. Mereka lebih tertarik membaca novel, komik, atau menonton video daripada meluangkan waktu untuk hal-hal yang bersifat rohani. Kemajuan teknologi sebetulnya dapat dimanfaatkan untuk menggali informasi dan pengetahuan rohani, namun sayang semua itu lebih banyak digunakan untuk membuka situs-situs non rohani atau bermain game on-line.
Setiap hari kita dihadapkan pada keputusan untuk memilih. Dan saya berusaha untuk tidak kalah dalam peperangan melawan daya tarik duniawi. Selain nasehat yang tak pernah berhenti saya sampaikan, saya percaya kuasa doa mampu me-ngubah sesuatu yang gelap menjadi terang. Tidak ada jalan lain kecuali menjaga cara hidup kudus yang berdampak bagi anak-anak dan menjadi teladan dalam perbuatan bagi keluarga, serta tak lupa menjadi terang bagi banyak orang yang hidupnya terikat dalam kegelapan. (Sur)

Apakah hidup saya sudah membawa “terang” bagi banyak orang?

Ketekunan Iman

Kis 5:27-33
Mzm 34:2,9,17-20
Yoh 3:31-36


Ketekunan Iman

Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya. - Yoh 3:36

Dari kutipan ayat di atas, kita baca bahwa mereka yang beroleh hidup kekal adalah yang percaya kepada Yesus. Sedangkan mereka yang tidak akan melihat hidup adalah mereka yang tidak taat kepada Yesus. Ada dua hal yang diungkapkan dalam ayat di atas, yaitu percaya dan tidak taat.
Kata ‘percaya’ diartikan juga dengan taat. Dua hal ini, percaya dan taat kepada Yesus merupakan landasan utama iman kita kepada Yesus. Taat berarti melakukan apa yang diperintahkan Yesus. Kita tidak bisa mempertentangkan bahwa kita diselamatkan hanya oleh kepercayaan kita atau kita diselamatkan karena kita melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan. Keduanya berjalan saling menguatkan.
Kepercayaan akan Yesus menjadi sumber ketaatan saya pada Yesus, dan ketaatan saya pada Yesus menjadi ukuran seberapa saya percaya pada Yesus. Dan diantara keduanya, percaya harus datang lebih dahulu. Kita harus lebih dulu percaya pada Yesus untuk memperoleh hidup kekal. Menjadi percaya pada Yesus bukanlah akhir dari penyelamatan kita, melainkan menjadi awal dari jalan panjang bagi kita untuk dibentuk menjadi orang percaya yang taat. Dari sinilah iman kita diuji, seberapa ketekunan kita untuk terus berusaha mentaatiNya dan untuk menjadi lebih taat lagi kepadaNya. Inilah proses yang disebut pemuridan. Kita membawa orang menjadi murid Yesus dengan membuat mereka percaya pada nama Yesus dan menolong mereka mengenal dan mentaati ajaran Kristus. (Pt)

Pada hari ini, dalam hal apakah saya akan
mentaati / telah menjadi taat kepada Tuhan?

He is the way

1Kor 15:1-8
Mzm 19:2-5
Yoh 14:6-14

He is the way

Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun
yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. - Yoh 14:6

Saya punya seorang teman yang terobsesi menjadi orang kaya dan sukses. Setiap hari dia meluangkan waktunya untuk membaca buku tentang usaha dan cerita orang-orang sukses. Dia tidak segan-segan bertemu dengan orang sukses untuk belajar dari mereka. Karena, teman ini percaya bahwa kunci untuk sukses adalah dengan memberikan waktu dan belajar dari orang sukses serta mengikuti langkah mereka mencapai kesuksesan.
Hari ini kita mendengar perkataan Yesus bahwa Ia adalah jalan menuju kepada Bapa. Maka untuk sampai kepada Bapa, kita harus mengikutiNya. Lalu, apa yang dimaksud dengan mengikuti Yesus? Sama seperti orang yang sedang belajar untuk sukses, yaitu memberikan waktu bersama Yesus dan mengikuti setiap jalan yang Ia ajarkan. Untuk bisa mencapai rumah Bapa, kita perlu belajar semakin mengenal Yesus serta mendengarkan setiap perintahNya.
Sungguh aneh kalau kita bertanya pada seseorang jalan menuju suatu tempat, tapi kemudian kita mengabaikan instruksinya. Yang terjadi adalah kita akan tersesat. Jika kita ingin tiba di tujuan, satu-satunya yang perlu kita lakukan adalah dengan mengikuti petunjuk yang diberikan. Niscaya kita akan sampai di tempat tujuan dengan selamat. (An)



Apakah saya sudah berada di jalan yang benar?

6 Kata Yesus kepadanya: ''Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.''
8 Kata Filipus kepada-Nya: ''Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.''
9 Kata Yesus kepadanya: ''Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;
13 dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
14 Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.''

Sumber Terang

Kis 5:17-26
Mzm 34:2-9
Yoh 3:16-21


Sumber terang

….tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah. – Yoh 3:21

Suatu kali, saya pernah melakukan kesalahan yang berujung pada dosa. Sebenarnya hal ini sudah diketahui oleh orang tua dan sahabat saya, namun saya selalu merasa diri saya tidak pernah salah. Saya merasa apa yang saya lakukan, tidak akan membawa saya pada dosa.
Namun, lama-lama saya menjadi tidak nyaman dengan keadaan seperti ini sehingga terkadang dalam melakukan pelayanan ataupun bekerja, saya tidak bisa konsentrasi penuh. Ditambah lagi muncul pikiran, bagaimana rasanya kalau saya mengaku dosa pada Romo yang sudah satu tim dalam pelayanan. Seperti membuka aib saya sendiri. Bahkan sempat terpikir, lebih baik saya tidak melakukan pelayanan lagi.
Tapi ternyata Tuhan sungguh baik. Suatu ketika, saya diajak oleh Romo tersebut pelayanan keluar kota beserta tim yang lain. Akhirnya, saya memutuskan datang kepada Romo untuk meminta Sakramen Tobat. Puji Tuhan, rasanya hati ini benar-benar “plong” setelah menerima Sakramen Tobat itu.
Lewat bacaan hari ini kita kembali disadarkan, apapun yang membuat kita menjauhkan diri dari Tuhan, tidaklah menghalangiNya untuk tetap mengasihi kita. Bahkan Tuhan tidak pernah jemu-jemu mengasihi kita. Marilah kita yang tidak sempurna ini selalu datang kepada Dia. Sekalipun kita sudah jatuh ke dalam dosa, janganlah hal tersebut menghalangi kita untuk menjauhkan diri dari Tuhan. Percayalah, hanya Dia yang menjadi Sumber Terang bagi hidup kita. (Art)

Tuhan, terima kasih karena Engkau menjadi Sumber Terang bagi hidupku.

16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
20 Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;
21 tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.''